Berita

Ketua Pokjaluh Kemenag Kota Yogyakarta Pimpin Doa HUT RS Panti Rapih

Yogyakarta (KUA Gondomanan) – Ketua Kelompok Penyuluh (Pokjaluh) Kementerian Agama (Kemenag) Kota Yogyakarta Eko Agus Wibowo, S. Sos. I., memandu pembacaan do’a syukur pada acara malam tirakatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke 93 Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta. Kegiatan diselenggarakan di Lounge Gedung Borromeus Lantai 2 Rumah Sakit Panti Rapih, Selasa (13/9/2022).

Sebelum memandu pembacaan do’a syukur, Eko Agus Wibowo, S. Sos. I., memulai dengan menyampaikan dan mengajak, betapa pentingnya memperteguh bahwa Moderasi Beragama berperan penting dalam menjaga NKRI. Maka dari itu, Kementerian Agama terus mensosialisasikan nilai moderasi beragama. Ketua Pokjaluh Kemenag Kota Yogyakarta, merasa perlu mengungkapkan, bahwa Moderasi Beragama ini jika dilaksanakan dengan baik, maka toleransi akan baik. Kekerasan tidak akan terjadi, komitmen kebangsaan akan semakin meningkat, oleh karena itu Moderasi Beragama penting sekali, ungkapnya saat menghadiri Malam Tirakatan Hari Ulang Tahun – 93 Rumah Sakit Panti Rapih.

Moderasi Beragama merupakan usaha kreatif untuk mengembangkan suatu sikap keberagamaan di tengah berbagai desakan ketegangan, seperti antara klaim kebenaran absolut dan subjektivitas, antara interpretasi literal dan penolakan yang arogan atas ajaran agama, juga antara radikalisme dan sekularisme.

Lebih lanjut, bahwa komitmen utama Moderasi Beragama terhadap toleransi menjadikannya sebagai cara terbaik untuk menghadapi radikalisme agama yang mengancam kehidupan beragama dan pada gilirannya, berimbas terhadap kehidupan persatuan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, ujarnya.

Sebab, memperhatikan sikap keberagamaan dalam dinamika berbangsa dan bernegara akhir-akhir ini, Ketua Pokjaluh Kemenag Kota Yogyakarta, Eko Agus Wibowo, S. Sos. I., pada berbagai kesempatan mengajak tokoh agama untuk menjadikan agama sebagai sumber nilai-nilai yang merawat kebinekaan, ujarnya lagi.
Dalam hal ini pula Eko Agus Wibowo, S. Sos. I., mengajak tokoh agama dan umat beragama untuk memberikan wawasan keagamaan yang Iebih dalam dan luas lagi kepada umat masing-masing, karena eksklusivisme, radikalisme dan sentimen-sentimen agama cenderung bertumpu pada ajaran-ajaran agama yang terdistorsi, dalam pesannya.

Tidak dapat disangkal bahwa agama menjadi roh utama bangsa sehingga para tokoh agama berperan penting untuk menjaga kemajemukan sebagai kekayaan dan modal sosial Indonesia, urai Eko Agus Wibowo, S. Sos. I., dalam pinta dan harapannya sembari menutup do’a syukur yang dipanjatkannya. (Najam)