Berita

Pengajian Keluarga MAN 1 Yogyakarta: Bijak Menyikapi Hujan

Sleman (MAN 1 YK) —Semua peristiwa alam yang terjadi di muka bumi ini merupakan tanda-tanda kebesaran dan kekuasaan Allah Swt., termasuk hujan. Peristiwa alam ini harus dimaknai sebagai rahmat Allah Swt kepada umat manusia dan seluruh alam semesta, yang wajib disyukuri. Sayangnya, sebagian orang tidak bijak menyikapi hujan ini, bahkan mengeluh dan mencela pada peristiwa alam ini.

Hal tersebut diungkapkan Penceramah H.Ahmad Fauzi Satriono, S.Ag, MA. dari Kantor Urusan Agama (KUA) Minggir, Sleman Yogyakarta, dalam Pengajian Keluarga MAN 1 Yogyakarta, Ahad(31/10/2022) pagi, di Pendopo Warung Sego Welut, Jl. Godean – Seyegan No.Km.1, Jowah, Sidoluhur, Godean, Sleman, Yogyakarta.
“Dialah, Yang telah menurunkan air hujan dari langit untuk kamu, sebahagiannya menjadi minuman dan sebahagiannya (menyuburkan) tumbuh-tumbuhan, yang pada (tempat tumbuhnya) kamu menggembalakan ternakmu.,” ungkap Ahmad Fauzi, mengutip terjemah Al-Quran surat A-Anahl ayat 10.

Ia mengajak jamaah pengajian, untuk senantiasa bersyukur. Menurutnya, hujan merupakan rahmat dan nikmat dari Allah Swt. “Kalau hujan turun, ojo sambat(jangan mengeluh), hujan itu berkah,” ujarnya.
Bahkan ungkapnya, hujan turun merupakan waktu istimewa dikabulkannya doa. “Doa tidak tertolak pada dua waktu, yaitu ketika adzan berkumandang dan ketika hujan turun,” tuturnya.

Lanjutnya, ada beberapa etika yang diajarkan oleh Rasulullah Saw, saat menghadapi fenomena alam tersebut. Antara lain, dianjurkan untuk berdoa. Terutama, doa ketika hujan turun, “Allahumma shoyyiban naafi’an (Duhai Allah, turunkanlah pada kami hujan (lebat) yang bermanfaat)”. (dzl)