MIN 1 Yogyakarta Ikuti Penguatan Moderasi Beragama dengan Narasumber Densus 88
Yogyakarta (MIN 1 Yogyakarta) – “Perilaku intoleransi merupakan potensi terjadinya perilaku radikalisme dan terorisme, maka perlu kita cegah bersama”, demikian arahan dari Bimo Rengganis, petugas Densus 88 Mabes Polri. Arahan disampaikan pada kegiatan Penguatan Moderasi Beragama bagi Guru, Kepala dan Pengawas Madrasah, Rabu, 15 Februari 2023, di Aula I Kantor Kemenag Kota Yogyakarta.
Kegiatan dibuka dengan laporan dari Kepala Seksi Pendidikan Madrasah, Elfa Tsuroyya, S.Ag, M.PdI, M.Pd, disampaikan bahwa kegiatan diikuti 40 orang terdiri dari pengawas madrasah, kepala madrasah dari MI, MTs dan MA, waka kurikulum, waka kesiswaan dan juga guru BK se Kota Yogyakarta. Dalam laporannya, Kasi Dikmad menyampaikan bahwa kegiatan dimaksudkan untuk memberikan wawasan dan pemahaman kepada stakeholder madrasah tentang urgensi penguatan moderasi beragama serta pencegahan terhadap perilaku intoleransi, radikalisme dan terorisme terutama di lingkungan madrasah.
Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Yogyakarta, H Nadhif, S.Ag, MSI dalam arahannya menyampaikan bahwa saat ini sangat relevan untuk terus menguatkan pemahaman moderasi beragama yang juga merupakan salah satu program prioritas Kementerian Agama. Pemahaman, pemikiran serta semangat moderasi dan toleransi merupakan salah satu warisan bagi para penerus bangsa. Selain itu, di tahun politik 2024, Kepala Kantor berharap agar ASN benar-benar bisa bersikap netral dan mengawal kebijakan pelarangan area madrasah dan juga tempat ibadah untuk tempat kampanye partai politik. ASN Kemenag juga diharapkan menjadi pioner untuk mengawal PEMILU yang aman dan nyaman.
Setelah pemaparan dari Densus 88, dilanjutkan dengan diskusi dan studi kasus beberapa gejala terjadinya intoleransi dan radikalisme di lingkungan madrasah maupun masyarakat. Narasumber juga menyampaikan peta rawan terjadinya perilaku intoleran dan radikal di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta, termasuk pentingnya peran serta masyarakat termasuk guru dan kepala madrasah untuk ikut memantau potensi intoleransi di sekitar.
Remaja dan pemuda termasuk sasaran bagi kaum teroris untuk mengajak remaja bergabung dalam jaringan teroris. Guru perlu untuk selalu memantau pergaulan dan aktifitas siswa termasuk ketika berselancar di dunia maya lewat internet. Pantauan ini sangat penting bagi upaya pencegahan keterlibatan siswa dalam jaringan dan paham teroris.
Kepala MIN 1 Yogyakarta, Zumaroh Nazulaningsih, MSI mengikuti arahan dan diskusi dengan serius. Pemahaman tentang keberagaman dan moderasi beragama sangat penting untuk membentengi paham intoleran, radikal dan terorisme. “Guru Madrasah Ibtidaiyah juga bisa berperan serta dengan memberikan pondasi pemahaman moderasi beragama kepada siswa dengan baik,” demikian simpulnya. [zum]