Sosialisasi Penguatan Moderasi Beragama Bagi Pengampu Kebijakan di Tingkat Kemantren
Yogyakarta (Humas) – Kantor Kementerian Agama Kota Yogyakarta menggelar Sosialisasi Penguatan Moderasi Beragama Bagi Pengampu Kebijakan di Tingkat Kemantren. Kegiatan berlangsung di Aula 1 Kemenag Yogyakarta, Kamis (23/2/2023). Peserta berjumlah 50 orang terdiri dari Jawatan Sosial Kemantren dan Babinkamtibmas se-Kota Yogyakarta. Dalam laporannya Kasubbag TU, Dra. Hj. Noor Imanah, M.S.I. menyampaikan kegiatan yang berlangsung merupakan implementasi dari program prioritas Menteri Agama.
Hadir sebagai narasumber, Kepala Kemenag Kota Yogyakarta H. Nadhif, S.Ag. M.S.I. menyampaikan materi Moderasi Beragama dalam Kehidupan Multikulutural. Dalam paparannya ia menyebut moderasi menjadi unsur penting dalam pembangunan persatuan dan kesatuan bangsa. “Program moderasi beragama tidak hanya menjadi Tupoksi Kementerian Agama tetapi perlu melibatkan berbagai komponen bangsa. Pemahaman terhadap moderasi beragama juga tidak hanya berhenti kepada ASN Kementerian Agama, melainkan perlu menjangkau masyarakat luas,” ungkap Nadhif.
Ia pun menyebut hakekat moderasi beragama adalah kumpulan nilai yang akan ditinggalkan kepada generasi yang akan datang. Sehingga meskipun tidak bisa memberikan warisan berupa property dan sejenisnya, penting untuk mewariskan nilai-nilai yang akan mendukung keharmonisan dalam kehidupan antar umat beragama.
Narasumber kedua berasal Rochiem Marno Alkahfi, M.A., seorang motivator kepribadian dan founder MappingQu. Ia menyebut moderasi beragama tidak bermaksud mengurangi kekhusyukan orang dalam beribadah sesuai dengan ajaran agama masing-masing. Melainkan perlu untuk saling menghormati agama lain. Ia pun menyebut moderasi beragama harus dimulai dari setiap pribadi. “Bukan dimulai dengan banyak orang, tetapi di mulai dari sedikit orang-orang pilihan dan itulah saya. Setelah sukses mengubah diri sendiri, bersiaplah sukses bersama salam penguatan moderasi beragama,” ungkapnya.
Narasumber ketiga Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kota Yogyakarta, Budi Santosa, S.STP, M.Si., menyampaikan materi Mewujudkan Kerukunan Umat Beragama di Kota Yogyakarta. Budi mengungkapkan meskipun wilayah relatif sempit tetapi Kota Yogyakarta memiliki keragaman yang komplet. Sehingga perlu sinergisitas berbagai elemen untuk menjaga kehidupan yang harmonis.
Menurutnya bangsa Indonesia pada dasarnya sudah sadar akan penting hidup secara moderat. “Masyarakat Indonesia dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia memiliki keragaman, mencakup beraneka ragam etnis, bahasa, agama, budaya,dan status sosial. Keragaman dapat menjadi ”integrating force” yang mengikat kemasyarakatan namun dapat menjadi penyebab terjadinya benturan antar budaya, antar ras, etnik, agama dan antar nilai-nilai hidup,” ungkapnya.
Untuk itu ia mengajak untuk membangun Sinergitas bersama FKUB Kota Yogyakarta, Kantor Kemenag Kota Yogyakarta, Kewaspadaan Dini Potensi Konflik Bersama TKDPD Kota Yogyakarta dan Sinergitas Bersama Kemantren/Kelurahan se-Kota Yogyakarta. [eko]