Berita

FGD di KUA Gondomanan, Kepala Kantor: Revitalisasi Tidak Sekadar Gedung Megah

Yogyakarta (KUA Gondomanan) – Kantor Urusan Agam (KUA) Kemantren Gondomanan melalui Bidang Urusan Agama Islam Kantor Wilayah Kementerian Agama Daerah Istimewa Yogyakarta menyelenggarakan Focus Group Discussion (FGD) Revitalisasi KUA Kemantren Gondomanan Tahun 2023, yang diselenggarakan dan bertempat di balai nikah KUA Gondomanan, Rabu (5/4/2023).

Kegiatan dibuka secara resmi oleh Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Yogyakarta, H. Nadhif, S.Ag., M.S.I., didampingi R. Andhi Nugroho, S.H.I., M.H.I., Kepala KUA Kemantren Gondomanan, dan juga Moh. Tsani Asykuri selaku Penghulu KUA Gondomaman, serta dihadiri pula oleh Dr. Halili, Analis Kebijakan Bidang Urusan Agama Islam, dan diikuti oleh segenap rombongan tim, juga Penyuluh Agama Islam KUA Gondomanan, baik Penyuluh Agama Islam Fungsional maupun Penyuluh Agama Islam Non ASN lengkap semuanya turut hadir.

Dr. Halili menyampaikan, bahwa Revitalisasi KUA bukan hanya sekedar terkait aspek sarana prasarana (saspras )semata, tetapi lebih dari itu juga haruslah mengarah pada layanan kepada masyarakat. “Kekurangan fisik gedung harus bisa dioptimalkan dengan bentuk layanan. Perbaiki performa dengan layanan yang terbaik. Jangan merasa terbebani oleh program revitalisasi, karena cepat atau lambat, semua KUA wajib jalani revitalisasi,” ungkapnya.
Sebab program revitalisasi merupakan tugas bersama-sama, bukan hanya tugas KUA saja. Mari kita ubah menjadi harapan, semoga dengan program ini kita bisa memberikan hal terbaik kepada masyarakat, ajaknya penuh harap.

Lebih lanjut, pada kesempatan kegiatan tersebut Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Yogyakarta, H. Nadhif, S. Ag., M.S.I., dalam sambutan pembukaan dan pengarahan serta pembinaannya, menegaskan keinginan agar program revitalisasi bisa berjalan secara maksimal, dalam arti bahwa kerja-kerja pelayanan kita tidak boleh mengambil porsi minimal, tapi haruslah dengan porsi maksimal dan optimal, tandasnya.

Sebab menurutnya, KUA merupakan layanan terdepan Kemenag yang bersentuhan langsung dengan masyarakat, sehingga harus memberi pelayanan prima, maksimal dan optimal. Dengan demikian, revitalisasi KUA menjadi suatu hal yang penting untuk tidak hanya saja dikejar, namun haruslah dilakukan dan dilaksanakan. Karenanya peningkatan kualitas fisik dan non-fisik yang mengarah pada peningkatan kapasitas kelembagaan, kompetensi SDM, dan kualitas tata kelola sangat penting dilakukan, kata dia lagi.

H. Nadhif, S. Ag , M.S.I., menjelaskan pula, bahwa program revitalisasi tidak sekadar sarana prasarana (sarpras), tapi locus konten dari layanan KUA. Harapan kedepan KUA menjadi lebih baik dari segala sisi, baik sarpras ataupun layanan, dengan cara membuktikan bahwa layanan KUA Kemantren Gondomanan harus lebih baik dari yang lain, sehingga bisa menjadi role model, yang mematahkan anggapan bahwa tidak hanya dilihat dari gedung yang baik dan megah saja, sambungnya lagi.

Sembari juga H. Nadhif, S. Ag., M.S.I., memaparkan pula perihal apakah seorang pemimpin itu dilahirkan atau dibentuk, bahwa para pemimpin sejati dilahirkan secara alami, memiliki jiwa karismatik, berpengaruh, dan menginspirasi orang-orang yang ditakdirkan untuk menorehkan prestasi. Pemimpin tidak hanya dilahirkan, mereka dibuat. Dan mereka dibuat seperti yang lainnya, melalui kerja keras. Maka dari itu, perlu kiranya setiap pegawai menyadari bahwa dirinya adalah pemimpin baik bagi diri sendiri maupun orang lain.

Karena pemimpin juga dapat dibentuk, maka pegawai juga tidak perlu berkecil hati jika bercita-cita atau berkeinginan menjadi pemimpin. Pegawai perlu menanamkan mindset dalam diri bahwa setidaknya kita semua memimpin diri sendiri dan tentunya akan dimintai pertanggung-jawaban atas apa yang ditanggung baik dalam hal pekerjaan maupun hal lain diluar pekerjaan. Hal ini dapat memotivasi pegawai untuk bisa bekerja dengan baik sesuai dengan hal yang ditanggungnya.

KUA dalam hal ini perlu melakukan penguatan kolaborasi dengan kebersamaan, program revitalisasi tidak hanya program Kakanwil, Kabid, atau Kakankemenag tetapi merupakan program kita bersama untuk mensukseskan program ini. Kolaborasi bukan hanya internal tetapi juga dengan eksternal, yaitu Kemantren, Tokoh-tokoh Agama, Tokoh Masyarakat dan Aparat, dan lain sebagainya. Tinggalkan pola kerja dokumen dan administratif beralih kepada kebutuhan masyarakat, yang dilihat adalah hasil, kata beliau.

Pada akhir acara di sesi terakhir rapat pleno kegiatan FGD kali ini R. Andhi Nugroho, S.H I., M.H.I., Kepala KUA Kemantren Gondomanan, diminta untuk menyampaikan closing statement, yaitu bahwa “ternyata hal-hal yang kita pandang kecil selama ini punya arti dan peran yang sangat penting di dalam membangun program revitalisasi KUA. Sebab hal hebat itu tadi tercipta dari rangkaian hal kecil yang disusun bersama-sama”, pungkasnya. (Najam)