Madrasah Mu’allimat Ikuti Lomba Madrasah Sehat se-DIY Tahun 2023
Madrasah Tsanawiyah (MTs) Madrasah Mu’allimaat Muhammadiyah Yogyakarta menjadi perwakilan Kota Yogyakarta pada ajang lomba madrasah sehat tingkat provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Proses visitasi dan penilaian telah dilaksanakan pada hari Selasa, 15 Agustus 2023 di Lingkungan Madrasah Mu’allimaat Muhammadiyah Yogyakarta.
Beberapa pihak yang diundang dalam acara visitasi tersebut antara lain pihak pemerintahan setempat, Kantor Wilayah Kementerian Agama DIY, Komite Sekolah, Puskesmas Ngampilan, dan pihak keamanan Ngampilan. Sedangkan yang menjadi tim asesor dalam visitasi tersebut adalah Drs. Ririn Kuswarini dari Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga DIY, Norma Bunga Aniri dari Dinas Kesehatan DIY, dan dr. Tejo Katon, S.Si, MBA, MM. dari Kantor Wilayah Kementerian Agama DIY.
Proses visitasi diawali dengan penyambutan di halaman Madrasah Mu’allimaat dilanjutkan dengan kunjungan ke stand santriwati yang menampilkan hasil karya dan pameran kejuaraan, mulai dari Hizbul Wathan, Tapak Suci, KIR, LPPM, dan lainnya. Acara dilanjutkan di Aula Prof. Siti Baroroh Baried untuk melakukan pembukaan secara formal dan presentasi dari Direktur Madrasah Mu’allimaat Muhammadiyah Yogyakarta.
Unik Rasyidah, M.Pd. sebagai Direktur Madrasah Mu’allimaat Muhammadiyah Yogyakarta menjadikan lomba madrasah sehat ini sebagai motivasi untuk mewujudkan sekolah yang benar-benar sehat. Acara dilanjutkan dengan penyampaian presentasi untuk lomba madrasah sehat, dimulai dari profil hingga program-program peningkatan kesehatan yang ada di Madrasah Mu’allimaat Muhammadiyah Yogyakarta.
Fahrudin, S.Ag,.M.A. dari Kantor Wilayah Kementerian Agama DIY menyampaikan sambutan. Beliau menuturkan bahwa banyak istilah-istilah baru yang belum ada di madrasah lain dan semoga bisa menjadi sebuah pembiasaan untuk warga Madrasah Mu’allimaat Muhammadiyah Yogyakarta.
“Sangat banyak istilah baru yang ditemukan di Mu’allimaat, misalnya Babe Jamal (Barang Bekas Jadi Amal). Banyak yang belum ditemukan di madrasah lain. Mudah-mudahan menjadi sebuah pembiasaan dan karakter di madrasah ini baik untuk anak dan guru karyawan. Dan tentunya bisa menjadikan sampah menjadi emas. Isu Jogja yang daurat sampah, tetapi Mu’allimaat bisa menjadi penggrak untuk mengurangi sampah dengan banyaknya gerakan pemanfaatan sampah”, pesan Fahrudin, S.Ag,.M.A. (Laeli Tri Agustina)