Suburkan Nilai Moderasi, MAN 1 Yogyakarta Gelar Dialog Lintas Agama Pelajar Kota Yogyakarta
Yogyakarta (MAN 1 YK) — Kenyataan Indonesia sebagai negara yang beragam agama dan budaya, perlu disemaikan pada setiap pelajar untuk siap hidup bersama dalam suasana harmoni. Dalam rangka menyuburkan nilai-nilai moderasi beragama, MAN 1 Yogyakarta menyelenggarakan Dialog Lintas Agama Pelajar Kota Yogyakarta, Jumat (22/09/2023) di Aula Al Hakim lantai 2.
Kepala MAN 1 Yogyakarta, Drs. H. Wiranto Prasetyahadi, M.Pd., dalam sambutannya menyampaikan, kegiatan ini digelar dalam rangka menyemai dan menyuburkan nilai-nilai moderasi dan mencapai kehidupan yang harmoni. “Kegiatan ini juga semakin menegaskan MAN 1 Yogyakarta sebagai madrasah moderasi yang saat ini sebagai tiga besar madrasah moderasi nasional,” lanjutnya.
Hadir dalam kegiatan ini narasumber dari Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kota Yogyakarta, berjumlah lima orang: Eko Triyanto (Islam), Dewa Putu Raka (Hindu), Jiyono (Buddha), Paulus Kristiyanto (Kristen), dan Pancratius Rio Mayrolla (Katolik). Sementara itu, peserta kegiatan selain dari siswa MAN 1 Yogyakarta, turut hadir dari SMA N 6 Yogyakarta, SMA N 9 Yogyakarta, SMA N 10 Yogyakarta, SMA Stella Duce 1, SMA Bopkri 1, SMA Ma’aarif, MA Mua’llimin Muhammadiyah, dan MAN 2 Yogyakarta.
Sebelum menyampaikan materi, Paulus Kristiyanto menyampaikan apresiasi atas kegiatan ini. Kegiatan dialog antaragama pada level pelajar adalah kegiatan yang sangat positif, karena biasanya menurutnya, dilakukan oleh para generasi tua.
Masing-masing narasumber menyampaikan nilai-nilai universal yang menjadi titik temu antara agama. Tujuan dari materi-materi tersebut memberikan wawasan kepada para peserta tentang pentingnya mencari persamaan dalam kehidupan yang beragam, bukan mencari titik perbedaan. Prinsip-prinsip kebersamaan perlu terus disemai dan disuburkan.
Apriyata Dzikri Ramadhan, S. Hum., Kepala Unit Keagamaan MAN 1 Yogyakarta yang menjadi leading kegiatan ini berharap, dengan diselenggarakannya kegiatan ini para generasi muda dibekali sejak dini.
“Dengan kegiatan ini sekat-sekat antar agama yang selama ini menghambat komunikasi, dapat lebur dan campur, sehingga generasi muda dapat hidup harmoni untuk Indonesia yang lebih maju,” harapnya.
Kegiatan ini ditutup dengan deklarasi anti radikalisme oleh seluruh peserta yang hadir. (syt)