Kemenag Kota Yogyakarta Gelar Jumpa Pers “NGOPI”
Dalam rangka persiapan launching gelar “NGOPI” (Ngobrol Pendidikan Islam) yang akan dilaksanakan pada Rabu, 29 Agustus 2018 bertempat di Aula MAN 1 Yogyakarta, nantinya akan menghadirkan Narasumber dari Kakanwil Kemenag DI Yogyakarta, Walikota Yogyakarta, Ketua DPRD Kota Yogyakarta dan Dr. H. Hilmi Muhammad. Maka terlebih dahulu Kementerian Agama Kota Yogyakarta mengadakan Jumpa Pers, yang langsung disampaikan oleh Kakankemenag Kota Yogyakarta Drs. H. Sigit Warsita, MA dengan didampingi Ketua Panitia NGOPI Kasi Pendidikan Agama Islam Kemenag Kota YogyakaKarta Drs. H. Kaharuddin Noor, bertempat di ruang Aula Kantor Dinas Komunikasi Informasi Dan Persandian Kota Yogyakarta pada hari Senin, (27/8/18).
Kakankemenag Kota Yogyakarta Sigit Warsita memaparkan maksud dan tujuan diadakannya Jumpa Pers yang dihadiri 10 media cetak dan media on line yang ada di Yogyakarta, diantaranya mengatakan “gagasan tentang Belajar di Yogyakarta tinggalnya di Pondok itu merupakan keinginan yang muncul, mengingat Yogyakarta merupakan destinasi pendidikan paling banyak menjadi rujukan orang tua dari luar daerah untuk melanjutkan pendidikan bagi anak-anaknya. Untuk memberikan rasa aman dan nyaman pada anak-anak mereka, maka kami akan menyarankan untuk melanjutkan pendidikan bagi pelajar dan mahasiswa di Yogyakarta nantinya bisa tinggalnya di pondok, ini merupakan solusi bagi kekwatiran orang tua dari luar daerah yang anaknya melanjutkan pendidikan di Yogyakarta”.
Ditambahkan lagi ujar Sigit yakni “ konsep yang ditawarkan nantinya Indekost atau asrama bisa dikonsep layaknya dipondok, karna untuk tinggal di pondok pesantren secara regular masih dirasa sulit. Hal ini tentunya tidak luput dukungan dari berbagai pihak baik pemerintah selaku regulator, tokoh masyarakat, pemilik Indekost dan para penghuninya. Dimana Indekos dan asrama tersebut nantinya minimal tersedia fasilitas ibadahnya dan disediakan satu kamar untuk pemuka agama sebagai pembimbing mereka. Untuk indekos muslim bisa dilakukan sholat berjamaah dilanjutkan dengan kajian-kajian, begitu pula nantinya pada indekos agama lain bisa dilakukan hal yang sama untuk penghuninya. Sigit berharap dengan model indekos seperti itu dan dengan bekal keagamaan yang kuat, maka akan sulit terjerumus dalam pergaulan bebas sehingga nantinya bisa menjadi media control terhadap pergaulan bagi penghuninya, dimana pelajar dan mahasiswa merupakan bagian dari generasi penerus bangsa tentunya sangat rentan dari ancaman pergaulan bebas.(hms.Nrl)