Judi Online Menyasar Pelaku Anak-Anak dan Remaja, PAI Wirobrajan Serukan Penguatan Ketahanan Keluarga
Yogyakarta (KUA Wirobrajan) – Pemerintah sudah melakukan pemetaan jumlah pelaku judi online sebanyak 2,37 juta orang, dimana 2% atau 80.000 orang di antaranya adalah anak-anak di bawah usia 10 tahun, 11 % atau 440.000 orang remaja usia 10 – 20 tahun, 13% atau 520.000 orang berusia 21-30 tahun, 40% atau 1.640.000 orang berusia 30-50 tahun, dan 34% atau 1.350.000 orang berusia di atas 50 tahun, sementara 80% atau 1,896 juta pelaku judi online dari kalangan menangah ke bawah demikian realese berita kompas.com (19/06/2024). Maka bisa dibayangkan bahwa kebanyakan anak-anak dan remaja yang terlibat judi online berasal dari kalangan masyarakat kelas bawah sampai menengah. Lebih jauh perilaku judi online anak-anak dan remaja ini akan berdampak secara sosial dan psikologi, bahkan merusak sendi-sendi keluarga. Media Indonesia memberitakan ada seorang ibu berusia 50 tahun bunuh diri karena tidak tahan mengjadapi tekanan anaknya yang main judi online (19/04/2024). Kompas.com juga memberitakan seorang polwan membakar suaminya yang juga polisi akibat judi online (13/06/2024).
Maka dalam kesempatan kajian rutin di beberapa masjid binaan seperti Masjid Al-Ihsan Suryodiningratan Mantrijeron (30/06/2024), Masjid Ikhwatun Hasanah Tegalmulyo Wirobrajan (01/07/2024), Griya Lansia Baiturrohmah Sindurejan Wirobrajan (02/07/2024) Penyuluh Agama Islam Wirobrajan Agus Saeful Bahri, S.Ag., M.S.I mengingatkan jama’ah untuk melakukan pengawasan dan memberikan perhatian lebih terhadap perilaku anak-anak baik di lingkungan keluarga maupun masyarakat. Agus menjelasjan dengan mengutip al-Qur’an surat An-Nisa ayat 9 bahwa anak-anak dan remaja yang terpapar judi online bukanlah generasi yang semestinya dilahirkan dari keluarga yang bertaqwa kepada Allah. Mereka adalah generasi yanng lemah secara mental, sosial, ekonomi, bahkan hidupnya berada di dunia hayal. Oleh karena itu pengawasan dan bimbingan agama secara intensif merupakan upaya preventif bagi terbentuknya ketahanan keluarga yang kuat secara spiritual dan menghadirkan keberkahan dalam kehidupan berkeluarga. (ASB)