Diskusi Sejarah Lintas Generasi, Siswi MAN 1 Yogyakarta didapuk sebagai Narasumber oleh Masyarakat Sejarawan Indonesia Cabang Yogyakarta
MAN 1 Yogyakarta
Yogyakarta (MAN 1YK)–Berbekal public speaking yang mumpuni, Nayla Ilma Kauna, siswi kelas XII jurusan Bahasa dan Budaya MAN 1 Yogyakarta terpilih menjadi salah satu narasumber acara sarasehan Masyarakat Sejarawan Cabang Yogyakarta yang diselenggarakan, Jumat (20/08/2021) malam via zoom meeting.
Kegiatan yang mengusung tema ‘Refleksi Kemerdekaan Lintas Generasi di Masa Pandemi’ tersebut tidak hanya diikuti oleh oleh para penggiat sejarah saja, melainkan juga masyarakat umum yang tertarik terhadap sejarah.
Dr.Gunawan Sridiyatmoko dalam sambutannya mewakili Ketua MSI cabang Yogyakarta mengungkapkan rasa syukur, meskipun dipersiapkan secara mendadak sarasehan yang berlangsung mulai pukul 19.00 sampai pukul 21.00 tersebut akhirnya dapat terlaksana.
Moderator, Prof. Dr. Sri Margana, M.Phil yang juga sebagai Ketua MSI Cabang Yogyakarta memandu dialog dengan santai. Margana mengajak untuk mefreleksikan apa yang sudah kita perbuat selama 76 tahun kemerdekaan. Selain memperkenalkan Nayla, dosen kondang Jurusan Sejarah UGM tersebut juga memperkenalkan narasumber lain, yaitu Drs. Suharja (Kepala Museum Benteng Vredeburg), Heri Setyanto, S.Pd (Guru Sejarah SMAN 1 Playen), Lesta Alfatiana (Mahasiswa Sejarah UGM), dan Farkhan Felika (Siswa SMAN 2 Bantul).
Mendapat giliran pertama Nayla mengungkapkan pentingnya belajar sejarah bagi kehidupan karena dapat dijadikan pembelajaran dalam hidup. Selain itu ia juga mengungkapkan refleksi peristiwa seputar kemerdekaan baginya.
”Peristiwa kemerdekaan dapat dijadikan sebagai landasan untuk berpikir dan berperilaku bagi siapapun, terutama bagi generasi muda untuk mengisi kemerdekaan. Bila kita mengerti betapa mahalnya darah dan nyawa yang sudah dikorbankan oleh para pahlawan, tentu kita tidak akan tega menyia-nyiakan kemerdekaan yang telah kita raih ini,” ungkapnya.
Nayla menambahkan, jika generasi muda masa kini sangat mudah untuk mencari sumber sejarah. “Belajar sejarah tidak cukup hanya di bangku sekolah, saat ini kita sudah mempunyai privelege bisa mengakses sumber belajar dari internet dalam bentuk yang beragam, seperti video dan komik yang membuat cerita sejarah menjadi menarik,” imbuhnya.
Menanggapi hal itu, Margana menekankan bahwa meskipun pada masa kini kita dapat mengakses sejarah dari internet dengan mudah, tetapi kita harus tetap kritis karena tidak semua yang disajikan dakam internet tersebut dapat diuji kebenarannya. (saw/dzl).