Berita

MAN 2 Yogyakarta Terima Penghargaan Juara 1 Wajah Bahasa Sekolah

Yogyakarta (MAN 2 Yogyakarta) – MAN 2 Yogyakarta berhasil menyabet juara 1 Pada kegiatan Lomba Wajah Sekolah yang diselenggarakan tahun 2021 oleh Balai Bahasa Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dan diikuti SMA/SMK/MA di DIY. Tujuan penghargaan tersebut adalah untuk melihat ketertiban penggunaan bahasa di ruang publik lembaga pendidikan (sekolah). Pada Jumat (27/08/2021) bertempat di ruang Broadcasting, Kepala Balai Bahasa Provinsi DIY, Drs. Imam Budi Utomo, M.Hum menyerahkan pengahargaan sebagai Juara 1 kepada Kepala MAN 2 Yogyakarta, Drs. H. Mardi Santosa.

Lomba diwakili Jumiyasrini, S.Pd, guru Bahasa Inggris. Dengan keuletan dan kegigihan beliau, akhirnya menghantarkan MAN 2 Yogyakarta mendapatkan penghargaan juara 1 tingkat DIY dan tentunya mendapat kesempatan melanjutkan ke tingkat nasional. Dari penilaian juri yang terdiri atas Dra. Sri Nardiyati, M.Pd., Mulyanto, M.Hum., dan Nuryantini, S.Pd. ditetapkan MAN 2 Yogyakarta sebagai pemenang pertama dengan perolehan nilai 299. Adapun pemenang kedua diraih oleh SMAN 1 Godean, pemenang ketiga diraih SMAN 1 Prambanan, pemenang keempat diraih SMAN 1 Sedayu, dan pemenang kelima diraih oleh SMAN 1 Sentolo.

Kepala MAN 2 Yogyakarta, Drs. H. Mardi Santosa dalam sambutannya, menyampaikan terima kasih atas penghargaan yang diberikan kepada MAN 2 Yogyakarta, menambah pemberian apresiasi dan deretan prestasi yang telah diukir keluarga besar MAN 2 Yogyakarta dengan jargonnya, “Ukir Prasasti dengan Prestasi.”

“Madrasah legendaris menurut sejarah merupakan kantor Kemenag RI pada saat Pemerintahan Indonesia berpusat di Yogyakarta. Berbeda kementerian tetapi memeiliki visi dan misi yang seiring sejalan di dunia pendidikan. Pendidikan tidak hanya ditangani oeleh dua kementerian besar, Kemendiknas dan Kemenag, namun juga ditangani kementerian yang lain. Dengan silaturahmi dapat bekerja bersamasama untuk membangun insan berkarakter melalui berbahasa,” tegas Imam Budi Utomo.

Lebih lanjut, Imam menandaskan, “ada titik temu dengan Balai Bahasa, yaitu mengupayakan Wajah Bahasa ruang-ruang publik memiliki semangat ke-Indonesiaan. Sumpah pemuda sebagai titik balik menjunjung satu Bahasa yaitu Bahasa Indonesia. Semangat pemuda 93 tahun silam sekaligus melindungi Bahasa daerah dan kuasai Bahasa asing. Dari sekian madrasah dengan penilaian sangat alot, jatuhlah pilihan pada MAN 2 Yogyakarta. Instrumen yang digunakan dalam penilaian terdiri atas tiga variabel, yaitu kaidah, fisik, dan tipografi kebahasaan. Tiga variabel itu didukung oleh beberapa indikator. Variabel kaidah kebahasaan terdiri atas tiga indikator, yaitu ejaan, pilihan kata, dan struktur. Variabel fisik kebahasaan meliputi tiga indikator, yaitu posisi penggunaan bahasa, ukuran huruf, dan warna huruf. Variabel tipografi kebahasaan meliputi kejelasan dan keterbacaan, komposisi, dan konteks secara output menambah prestasi, Selamat kepada Drs. Mardi Santosa yang sudah mengelola bersama stakeholder dan segenap civitas akademika, mengupayakan Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Negara, dengan tidak melupakan Bahasa daerah tetapi sekaligus tidak kuper karena tidak menguasai Bahasa internasal dan Bahasa asing lain.” (pus)