Analis Kerukunan Sambut Audiensi Kabid Bina LKA Kemenag RI di Sekretariat FKUB Kota Yogya

Yogyakarta (Humas) Pada hari Kamis, 24/04/2025 bertempat di kantor sekretariat Forum Kerukunan Umat (FKUB) Kota Yogyakarta PA II, Jl. Notowinatan No.437, Gunungketur, Pakualaman, Kota Yogyakarta, Pengurus FKUB Kota Yogyakarta menerima audiensi tim Pusat Kerukunan Umat Beragama (PKUB) Kementerian Agama RI yang dipimpin Hery Susanto, S.S., M.AP Kabid Bid. Kepala Bidang Bina Lembaga Kerukunan Agama dan Lembaga Keagamaan , dengan anggota tim Dr. Ali Fakhrudin, M.Ag Analis Kebijakan Ahli Madya, Syarifudin Lakasan, Sri Astuti Purba, Alimudin, Arbaan, Ubaydillah Fajri, Sekar Novia C.
Analis Forum Kerukunan Umat Kantor Kementerian Agama Kota Yogyakarta sekaligus sebagai pengurus FKUB Zahara Emilya Girsang, S.Ag, menerima kunjungan tim yang didampingi wakil ketua FKUB Marwan DS, Sekretaris Suparta. Dalam audiensi ketua tim Hery Susanto menyampaikan maksud kedatangan PKUB Kemenag RI adalah untuk mengkoordinasikan kegiatan PKUB yang akan dilaksanakan di Kota Yogyakarta pada Bulan Juli 2025, dimana akan bersinergi dengan pemerintah propinsi DIY, Kemenag DIY, Kemenag Kota Yogyakarta, FKUB Kota Yogyakarta, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata DIY, Badan Kesbangpol DIY dan Kota Yogyakarta, Kominfo DIY, Disperindagkoptan DIY. Kegiatan berupa talkshow tokoh agama budayawan yang akan berkolaborasi dengan pertunjukan musik yang berskala nasional. Talkshow dan pertunjukan musik rencana akan digelar di sekitar kawasan Malioboro Yogyakarta. Tujuan kegiatan adalah untuk menciptakan suasana damai dan harmonis dalam kehidupan bermasyarakat, dimana kota Yogyakarta adalah miniatur Indonesia dengan 34 suku, etnis , budaya dari pelosok wilayah Indonesia yang berkumpul di kota Yogyakarta, sehingga perlu merawat kerukunan untuk menghindari konflik antar suku agama. PKUB juga berperan dalam mendorong dialog antar agama dan memberikan edukasi mengenai toleransi dan keberagaman, sehingga program kegiatan yang akan digelar Juli mendatang agar dapat terrealisasi. Selanjutnya Dr. Ali Fakhrudin menambahkan , bahwa di Kota Yogyakarta ini nampaknya tidak ada kasus intoleransi yang muncul secara nasional, sehingga harus dapat dipertahankan dengan adanya berbagai kegiatan yang mendorong kerukunan. Menurut Dr Ali Fakhrudin bahwa kerukunan itu mahal harganya sehingga harus betul betul dirawat.
Zahara menanggapi tim PKUB dengan menyampaikan bahwa FKUB dan Kemenag Kota Yogyakarta siap berkolaborasi dengan PKUB untuk mendukung rencana kegiatan PKUB Kemenag RI, dan memamparkan situasi terkini Kota Yogyakarta secara umum dikenal sebagai kota yang aman, damai, dan memiliki tingkat intoleransi yang rendah. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, termasuk keberagaman suku, ras, dan agama yang tinggi, serta adanya komitmen dari pemerintah dan masyarakat untuk menjaga toleransi dan keberagaman. Pemerintah Kota Yogyakarta berkomitmen untuk mewujudkan pemerintahan dan kota yang inklusif serta toleran. Terdapat deklarasi Jogja Damai yang dilakukan oleh berbagai elemen masyarakat untuk menolak kekerasan, intoleransi, dan radikalisme. Secara keseluruhan, Yogyakarta berhasil menciptakan suasana yang kondusif bagi keberagaman dan toleransi, sehingga dapat dikatakan sebagai kota yang aman dan damai dengan tingkat intoleransi yang rendah. [Ara]