Guru MTsN 1 Yogyakarta Menjadi Host di acara Workshop Publikasi Ilmiah Nasional
Yogyakarta (MTsN 1 YK) – “Sekabur-kaburnya ide yang ditulis lebih berharga daripada ide brilian yang tidak ditulis” inilah pesan yang disampaikan oleh Direktur GTK Kemenag RI kepada para peserta Workshop Penulisan Publikasi Ilmiah yang digelar selama 2 hari (20-21/10) secara daring. Workshop yang diikuti oleh sejumlah guru, kepala madrasah, maupun pengawas ini digelar oleh Komunitas Lensa Iman (Lentera Bahasa Indonesia Madrasah Nasional) bekerja sama dengan Bidang Pendidikan Madrasah Kanwil Kemenag Provinsi Sumatera Barat. Para peserta Workshop terlihat sangat antusias terlebih lagi setelah mendapat wejangan dari Direktur GTK, Dr. Muhammad Zain, M.Ag. Beliau berharap agar kegiatan ini terus diselenggarakan agar semangat para guru dalam menulis semakin besar. Pak Direktur juga menyatakan salut pada Komunitas Lensa Iman yang memiliki banyak inisiatif dalam rangka pengembangan kompetensi guru.
Tak lupa beliau mengucapkan selamat kepada 12 tim di bawah bimbingan Lensa Iman yang akan presentasi dalam ajang International Research Teacher Competition. Di akhir sambutannya, beliau menyilakan Lensa Iman untuk memanfaatkan fasilitas zoom milik Direktorat GTK yang berkapasitas 1000 peserta agar semakin banyak guru yang bisa berpartisipasi.
Workshop yang diikuti oleh peserta dari berbagai provinsi di Indonesia ini menghadirkan narasumber Ahmad Arief Ma’ruf, M.A., M.Si. , guru MAN 2 Sleman, serta Irdawati , guru MAN 2 Kota Padang. Tampil sebagai Host Dra. Rr. Ayu Dewi Widowati, guru MTsN 1 Yogyakarta yang didampingi moderator Nurbaya, M.Pd. dari MAS Muhammadiyah Palu.
Dalam presentasinya, Arief mengeluarkan jurus-jurus rahasia menulis karya ilmiah penelitian. Dengan gayanya yang khas guru yang juga anggota Badan Akreditasi Nasional (BAN) ini menyampaikan cara gampang membuat karya ilmiah yang tidak pernah ditulis dalam buku-buku pedoman karya ilmiah. Arief juga mengajak guru untuk mengubah mindset bahwa ‘penelitian itu sulit’ menjadi ‘penelitian itu gampang’. “Untuk mengajari anak mengupas apel, kita tidak perlu mengenalkan aneka ragam jenis pisau terlebih dahulu. Cukup kita kenalkan dengan satu pisau yang cocok untuk mengupas apel. Pisau adalah gambaran metode penelitian, “ ujar Arief.
Sementara itu, Irdawati menjelaskan langkah-langkah teknis dalam menyusun publikasi ilmiah, terutama dalam kaitannya dengan persiapan mengikuti International Seminar of Education yang digelar oleh Jurnal Madaris, sebuah jurnal ilmiah yang diterbitkan oleh Direktorat Guru dan Tenaga Kependidikan.
Ayu Dewi merasa bangga dan bersyukur bisa bergabung di acara bergengsi tersebut karena bisa bersilaturahmi dengan peserta dari seluruh Indonesia dan ikut menyimak materi yang disampaikan oleh nara sumber yang sudah pakar di bidangnya.
Alhamdulillah, workshop yang telah berlangsung ketiga kalinya yang dihelat oleh Lensa Iman ini berlangsung lancar. Para peserta menjadi optimis mampu menyusun publikasi ilmiah. Seluruh peserta akan mendapatkan sertifikat sebagai tanda keikutsertaan. (rif/adw)