Karang Jimbaran, Siswa MAN 1 Yogyakarta Raih Juara 2 Lomba Esai Sejarah Tingkat Nasional
Yogyakarta (MAN 1 YK) –Siapa yang tak kenal R.A Kartini? Seorang pejuang emansipasi wanita dari Kota Jepara yang dikenal sampai mancanegara. Kumpulan surat-surat R.A KArtini diterbitkan di Belanda. Banyak tulisan dari beliau yang menginspirasi generasi muda saat ini. Salah satunya pada ajang perlombaan Lomba Esai History Week UGM yang diselenggarakan pada 8-11 November 2021.
Karang Jimbaran Setyatrisila adalah salah satu peserta lomba peraih juara 2 dari MAN 1 Yogyakarta. Saat dihubungi pelajar kelahiran 1 Maret 2006 ini menuturkan awalnya terinspirasi dari menonton Film R.A Kartini yang disutradarai Hanung Bramantyo saat webinar yang diselenggarakan Cerdas Berkarakter Kemdikbud, tanggal 21 April 2021. Lalu Ketika mendapatkan informasi lomba Esai Sejarah Nasional History Week UGM yang bertema besarkan “Cakrawala Medis dalam Catatan Sejarah: Wajah Rekrontuksi Historiografi Kesehatan di Indonesia”. Hal ini yang membuat pelajar dari MAN 1 Yogyakarta ini semangat mempersiapkan diri untuk mengikuti kompetisi History Week UGM.
Tahap awal, ia bersama kedua orang tuanya berdiskusi dan berargumentasi, masing-masing memberikan ide. Akhirnya sepakat menelusuri jejak pemikiran dan obsesi Kartini untuk Kesehatan Masyarakat di Jawa serta saya mengambil judul ‘Asa Kartini yang Ditelan Sejarah: Jejak Pemikiran dan Obsesi R.A. Kartini untuk Kesehatan Masyarakat di Jawal Awal Abad XX’ tuturnya lebih lanjut.
Tahap kedua, mulai mencari sumber referensi, jurnal, dan arsip surat-surat Kartini di Digital Library KITLV Leiden dan menghubungi kolega di Netherland (Belanda), dari beberapa buku yang dikirim dari Belanda salah satunya buku Door Duisternis Tot Licht. Dari situlah dia mulai membaca semua referensi terkait kesehatan dalam kumpulan surat-surat Kartini, lalu menuangkan ke dalam esai dibimbing orang tuanya.
“Sebulan kemudian pengumuman tanggal 3 November 2021, tidak menyangka ternyata saya lolos ke babak final. Mulailah saya mempersiapkan diri lebih fokus dan matang, “ ujar Jimbaran
Persiapan yang matang dan persaingan yang ketat menambah tantangan tersendiri bagi Jimbaran. Ditambah dengan usahanya belajar berbahasa Belanda menjadi nilai tambah bagi pelajar kelahiran Bali ini.
Menurutnya ini pengalaman pertama ia mengikuti History Week UGM, dimana saat pengumuman lolos ke babak final, ia masih berada di luar kota dalam rangka penelitian di lapangan, dan tidak menyangka bisa lolos. Dari tanggal pengumuman hingga ke final ia hanya punya waktu 2 hari untuk mempersiapkan diri presentasi di depan juri. Tetapi itu tidak menghalangi semangatnya untuk bisa tampil maksimal.
“Yang membuat saya termotivasi, juga berkat dukungan luar biasa dari guru sejarah “Bu Suci dan Pak Dinar”, yang membuat saya bisa tampil semakin percaya diri di final History Week. Beliau juga yang menyemangati saya untuk persiapan mengikuti berbagai ajang kompetisi ke depannya,”tuturnya.
“Sejak dulu saya terobsesi ingin mengikuti Lomba History Week UGM dan itu salah satu agenda utama saya saat masuk di MAN 1 Yogyakarta. Alhamdulillah mimpi saya terwujud, Saya juga berharap nanti bisa kuliah di Jurusan Sejarah UGM,” pungkasnya. (ely/dzl)