Peringatan Hari Guru Nasional 2021, Guru Madrasah Terbitkan Antologi Yang Berjudul, “Serunya Jadi Guru”
Yogyakarta (MAN 2 Yogyakarta) – Guru MAN 2 Yogyakarta bersama guru MTsN 1 Yogyakarta beserta satu guru MTs Ali Maksum, dalam rangka memperingati Hari Guru Nasional Tahun 2021, menerbitkan Antologi yang berjudul, “Serunya Jadi Guru.” Buku ini mengisahkan perjuangan para guru untuk mengantarkan kesuksesan para anak didiknya di tengah-tengah pandemi Corona yang melanda dunia.
Berbagai versi cerita ditampilkan, bagaimana harus memilih strategi, model, metoda pembelajaran, bagaimana loyalitasnya sebagai pendidik, yang merupakan profesi mulia, tempat mendulang pahala, dan berbagai hal di sekitar kehidupan guru dan bagaimana seorang Kepala MAN 2 Yogyakarta, Drs.H. Mardi Santosa menjadi motor penggerak civitas akademika-nya melakukan inovasi-inovasi agar madrasahnya menjadi pilihan masyarakar karena terpercaya.
Pada saat ada kunjungan Direktur Guru Tenaga Kependidikan (GTK) Madrasah Kementerian Agama RI Dr. H. Muhammad Zain,M.Ag melakukan kunjungan ke MAN 2 Yogyakarta pada Sabtu (20/11/2021), Mardi Santosa menyerahkan Buku Antologi Serunya Jadi Guru ini sebagai cendera mata. Bahkan Muhammad Zein memberikan sambutan pada buku Serunya Jadi Guru ini.
Muhammad Zain memberi apresiasi tinggi kepada para guru Serunya Jadi Guru yang menjadi penulis, giat berliterasi, memberi tauladan kepada anak didiknya untuk menjadikan literasi sebagai budaya.
Para penulis guru MAN 2 Yogyakarta buku ini, terdiri dari Mardi Santosa, Ida Puspita, Musta’inatun, Diah Wijiastuti, Dyah Estuti Tri Hartini, Muhammad Hatta, Muhammad Hidayat, Loko Kuswantoro, Retno Febriwindarti, Retno Wulandari, Puji Marwanto, Rita Setyowati, Sri Narwanti, Gayatri Novalinda, Kistiyah, Riza Faozi. Pada kesempatan ini, Riza Faozi juga menyerahkan cendera mata Buku Moderasi Beragama, hasil tulisannya.
Muhammad Zein dalam sambutannya yang luar biasa menyampaikan, “menjadi dan memilih profesi sebagai guru adalah panggilan jiwa. Ada riset yang menyebut bahwa ketika Pandemi Covid 19 masih mencekam dan belum menemukan vaksin sebagai obat penawarnya, guru tetap gigih melaksanakan tugas dengan resiko nyawanya sendiri. Para guru lebih mengedepankan tugas mengajar dan membentuk karakter baik siswa dibanding jiwanya sendiri.” (pus)