Berita

Inovasi BEDUK di NAKOTA KUA Gondomanan Untuk Layani Kesehatan Jiwa

Yogyakarta (KUA Gondomanan) – Ismiyati, S. Ag. Selaku Penyuluh Fungsional sekaligus Koordinator Penyuluh Agama Islam KUA Gondomanan getol mensosialisasikan, mengkampanyekan BEDUK di NAKOTA. Dimaksudkan memberikan pelayanan kesehatan jiwa yang juga merupakan program binaan unggulan ujarnya, saat ditemui Najam Al Baweany Penyuluh Agama Islam Non ASN KUA Gondomanan. Kamis (27/01/2022).

Inovasi BEDUK di NAKOTA memberikan edukasi terhadap masyarakat, bahwa penderita ganguan jiwa tidak boleh dijahui, dikucilkan, apalagi diberikan penanganan yang tidak manusiawi. Penanganan ODGJ (Orang Dengan Gangguan Jiwa) selain dengan obat medis dan psikologis, juga pendampingan berupa penanganan sosial, spiritual dan kemandirian ekonomi. Agar kualitas hidup ODGJ produktif, mandiri, spiritualitas dan memiliki keterampilan sosial dapat terwujud. Sebab bagi Ismiyati bergulat seperti ini ternyata bukan lagi sekedar menjakankan ketugasan selaku Penyuluh Agama Islam semata.

Nampaknya memang sudah terlanjur sayang dan senang manakala bisa melihat orang lain bisa bahagia, dan sudah mendarah daging melekat baginya. Dibuktikan kesungguhannya tidak kenal waktu atau capek baik pikiran maupun tenaga, bahkan tidak jarang hari libur pun digunakan untuk datang ke rumah-rumah menelusuri lorong gang sempit perkampungan, menerima dan melayani konsultasi menyapa binaannya, kalau perlu harus ulurkan materi (dana) pribadi dan sesuatu demi ODGJ dan untuk kebahagian orang lain. Di tengah pelayanan konsultasi, berbagi bantuan sembako dan beras setiap bulannya, dimulai sejak saat pandemi Covid-19 sampai saat ini berkelanjutan, alhamdulillah masih tetap terus berlangsung. Rasanya plong dan lega, ada kepuasan tersendiri yang tidak ternilai harganya tidak tergantikan dengan apapun, aku Ismiyati penuh antusiasme.

Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) selama ini masih dipandang sebelah mata dan belum dilayani dengan baik sebagaimana mestinya. Masih banyak keluarga dan masyarakat yang tidak bisa menerima ODGJ, sehingga timbul stigma negatif, ada juga yang sudah acuh dan putus asa merawat anggota keluarga yang ODGJ, bahkan tidak percaya dengan tenaga kesehatan, menganggap gangguan jiwa itu “dibuat” orang dan lain-lain. Kondisi seperti ini tentu menyulitkan penanganan ODGJ. “Penanganan ODGJ tidak sekedar mengobati penderita, tetapi perlu rehabilitasi, sehingga ODGJ mudah pulih dan produktif,” tambah Ismiyati lagi.

Program inovasi lainnya yang sudah dirintis dan sudah terbentuk yaitu, disampng program pemberdayaan ekonomi dengan cara memberi bantuan permodalan terhadap ODGJ. Juga sudah dilaunching oleh KUA Gondomanan bersama stake holder lainnya di wilayah Kemantren Gondomaman adalah terbentuknya Majlis Taklim Qolbun Salim. Program tersebut akan membantu pemberdayaan ODGJ. Salah satu kegiatan dari program tersebut adalah pelaksanaan kegiatan pengajian rutin. Hal tersebut akan membantu memperkuat mental, memulihkan interaksi ODGJ dengan masyarakat lainnya. (Najam).