Tingkatkan Pemahaman Moderasi Beragama, Penyuluh Agama Islam KUA Mantrijeron Ikuti Pembinaan
Yogyakarta (KUA Mantrijeron) – Pembinaan Penyuluh Agama Islam berturut-turut dilaksanakan selama dua hari, 23 – 24 Februari 2022 di Cimoll Resto Timoho, jl. Ipda Tut Harsono No 38 Yogyakarta.
Hari kedua, Kamis (24/02/2022) Sesi Kedua, jam 10.30-12.00 wib, Penyuluh Agama Islam PNS dan non PNS KUA Mantrijeron hadir dan mengikuti acara yang sarat wawasan toleransi tersebut. Mereka dari PAIF adalah H.Karmin, H.Nunuk, Wiji L, sedangkan dari Penyuluh non PNS Fitri, Siti Zaimah, Yusuf, Supardi, Sumiran, dan Anwar Rifa’i
Kepala Kasi Bimas Islam Kota Yogyakarta, Saeful Anwar, S.Ag.M.SI., dalam sambutannya menyampaikan:
“Penyuluh adalah cermin bagi masyarakat. Masyarakat akan percaya apa yang disampaikan dan dilakukan oleh Penyuluh, baik PAIF maupun Penyuluh Agama Non PNS.”
“Pesan pesan dari Kemenag dapat tersampaikan kepada Masyarakat lewat Penyuluh.” Kata psk Saeful Anwar lebih lanjut.
“Marilah kita bersama membangun konsep dan persepsi yang sama diantara Penyuluh, baik PNS maupun Non PNS, amar ma’ruf nahi mungkar.” Imbuhnya dengan semangat.
Hadir pula dalam suasana akrab tersebut, Kankan Kemenag Kota Yogyakarta, Drs.H.Nur Abadi, MA.
Dalam kapasitasnya sebagai Kepala Kantor, beliau menyampaikan empat butir pesan yang sangat penting untuk dipedomani oleh seluruh ASN Kemenag Kota, baik bawah atap, Madrasah maupun KUA.
Bahwa Pondasi Kemenag adalah,
1. Penguatan Moderasi beragama. Pada segmen ini, Penyuluh Agama adalah garda terdepan Kementerian Agama.
2. Tahun 2022 adalah tahun toleransi.
3. WBK dan WBKM yang kita raih dengan penuh perjuangan, harus kita jaga dan kita pertahankan.
4. Penyuluh mampu memanfaatkan secara maksimal dunia digital sebagai sarana dakwah.
Pembinaan dilanjutkan oleh Kabid Penais Zawa Kanwil Kemenag DIY, Drs. H. Sigit Warsita, MA., terkait Revitalisasi KUA.
Menurut pribadi yang penuh senyum, dan pernah menjabat sebagai Kankemenag Kota Yogyakarta itu, bahwa KUA adalah pusat layanan keagamaan di tengah-tengah masyarakat. Pelayanan yang diberikan dituntut prima, kredibilitas, moderat, dan selalu diiringi peningkatkan kwalitas.
“Sebagai ujung tombak kerja besar ini adalah Penyuluh Agama.” Sebut Pak Sigit.
“Kalau dalam sepakbola, playmaker-nya, ya Penyuluh Agama.” Kata Pak Sigit mengandaikan.
Lebih lanjut, Pejabat Penais Zawa Kanwil Kemenag DIY itu, menyebutkan, bahwa ada empat tujuan Revitalisasi KUA, yaitu :
1. Meningkatkan kwalitas umat beragama.
2. Memperkuat peran KUA dalam mengelola kehidupan keberagamaan.
3. Memperkuat program dan layanan keagamaan.
4. Meningkatkan kapasitas kelembagaan KUA sebagai pusat layanan keagamaan.
Untuk menyukseskan empat tujuan di atas, sangat dibutuhkan ‘sinergi sesama penyuluh’, baik yang PNS ataupun Non PNS. Dua komponen ini saling membutuhkan.
“Seperti halnya penyuluh membutuhkan masyarakat atau jamaah. Dan jamaah pun membutuhkan peran penyuluh. Kita bisa seperti ini karena mereka.”
Tidak kalah pentingnya Pak Sigit juga menyampaikan masalah pentingnya ‘data’. Menurutnya, kegiatan apapun harus ada data. Karena hal itu sebagai panduan untuk melangkah di dalam berdakwah.
Pak Sigit yang juga dikenal sebagai Ustadz itu, mengakhiri pembinaan nasehat yang sangat berkesan,
“Jangan khawatir, Allah swt yang memerintahkan dakwah, maka Dia juga yang akan bertanggung jawab. Tidak mungkin Allah membiarkan kita.”
(Wiji L)