Buat Robot Sumo, Muhammad Dhesta Zhafran Kembali Harumkan MAN 1 Yogyakarta Dengan Meraih Juara 3 Tingkat Nasioanal
Yogyakarta (MAN 1 Yk) – Dunia teknologi berkembang begitu pesat dalam dua dekade terakhir. Sebagai manusia yang senantiasa menghadapi perubahan, kita diharuskan untuk mampu beradaptasi dengan cepat. Muhammad Dhesta Zhafran Purnawan, siswa MAN 1 Yogyakarta kelas XI MIPA 2, menanggapi perubahan tersebut dengan prestasi yang luar biasa. Dhesta, sebagaimana ia biasa dipanggil, berhasil menyabet juara 3 Tingkat Nasional Lomba Robotech #10 Electrical Shockwave 2022 di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Selasa(29/03/2022).
Pada lomba yang diadakan oleh Teknik Elektro Universitas Muhammadiyah Yogyakarta ini memperlombakan dua ketegori, yaitu Linefollower dan Robot Sumo. Kategori robot sumo menjadi pilihan Dhesta dalam mengikuti perlombaan tersebut. Pada kategori ini, robot siapa yang dapat mendorong robot lain keluar arena permainan maka dialah yang menang. Dhesta mengaku jika persiapan dalam mengikuti perlombaan ini hanya selama dua hari. Hal ini disebabkan dirinya yang masih membagi fokusnya untuk ajang perlombaan yang lain.
”Kesulitan kemarin terletak pada lawan yang sangat tangguh. Mereka memiliki robot yang jauh lebih kuat dan lebih mahal harganya.” tambah siswa kelahiran Sleman 17 tahun yang lalu.
Hasil ini seakan mengulang prestasi Dhesta pada ajang yang sama sekitar 5 tahun yang lalu. Kala itu, Putra pasangan Muhammad Wahyudi dan Lindarti ini juga berhasil meraih juara saat masih duduk di kelas 5 Sekolah Dasar.
Bagi Dhesta, dunia robotik memang menjadi lingkungan yang tak bisa dipisahkan dalam hidupnya. Ia ingin suatu saat robot ciptaanya dapat memudahkan manusia dalam melakukan aktivitasnya.
”Motivasi saya terjun di dunia robotik agar suatu saat nanti dapat membuat robot yang bisa mempermudah dan mempercepat kerja manusia, terutama pada bidang pertanian dan industri.” ujar Dhesta menjelaskan impian mulianya.
Teknologi adalah bagian dari kahidupan manusia. Kita diharuskan untuk menguasai teknologi bukan untuk dikuasai. Melalui prestasi yang telah ditorehkan Dhesta ini kita bisa meyakini bahwa Indonesia tidak pernah kekurangan sumber daya manusia yang cerdas. Semoga dengan adanya bibit-bibit muda seperti Dhesta dan pelajar-pelajar hebat lainnya, Indonesia akan menjadi negara yang mengekspor teknologi bukan lagi negara yang hanya mengimpor teknologi dari luar.(bai/dzl)