Dipanggil, Dikasihi dan Diutus” Pembinaan dan Pendampingan Iman Anak
Anak-anak dan Remaja merupakan generasi penentu masa depan Gereja. Lima belas atau dua puluh tahun kedepan, anak-anaklah yang akan menentukan wajah Gereja. Oleh karena itu hendaknya anak-anak dan remaja mendapatkan pendampingan iman yang memadai. Bertempat di Aula I Kantor Kementerian Agama Kota Yogyakarta, Minggu, 12 Agustus 2018 Penyelenggara Katolik Kantor Kementerian Agama Kota Yogyakarta mengadakan Pembinaan dan Pendampingan Iman Anak. Kegiatan yang bertema “3D-Dipanggil, Dikasihi, dan Diutus” ini melibatkan 50 para pendamping iman anak se-rayon kota Yogyakarta yang tergabung dalam Jaringan Pendamping PIA (Pendampingan Iman Anak) dan PIR (Pendampingan Iman Remaja) Rayon Kota Yogyakarta.
Alexander Budisuwarno, S.Pd. selaku Penyelenggara Katolik Kementerian Agama Kota Yogyakarta membuka secara resmi acara ini. Dalam sambutannya beliau mengatakan bahwa masa depan gereja merupakan tanggung jawab anak-anak dan kaum muda. “Gereja merupakan milik anak-anak, remaja dan orang muda. Anak muda merupakan harapan gereja masa depan”, ungkap Alex. Selanjutnya selaku narasumber Ketua Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Sanggar Anak Alam, Yudhistira Aridayan, S.S. beserta rekan-rekannya Lilik Krismantoro, Budi “Gemak” mengajak peserta untuk berdinamika bersama menyadari kebesaran kasih Allah dan Roh Kudus yang mengalir dalam diri mereka serta menyadari bahwa mereka merupakan pribadi yang dipilih, dikasihi dan diutus. Dengan kekuatan iman seperti ini para pendamping akan semakin mampu mengembangkan diri dalam mendampingi iman anak-anak. Peserta diajak untuk berdinamika kelompok menemukan akar permasalahan yang terjadi di paroki masing-masing berkaitan dengan Pendampingan Iman Anak. Tidak hanya itu peserta juga diajak untuk mampu menemukan solusi dari setiap permasalahan yang didapatkan.
Indika Wignyogiri salah satu peserta dari Paroki Kidulloji menyampaikan,”Kegiatan ini bagus dan sangat bermanfaat bagi kami. Baik jika kegiatan ini diselenggarakan di paroki-paroki yang belum memiliki Komunitas Pendampingan Iman Anak.” Sementara itu Eva Marsono dari Paroki Bintaran menyampaikan, “Kegiatan ini sangat baik dan untuk kegiatan kedepannya baik jika diisi dengan materi dan bahan-bahan pembinaan iman anak”. Sedangkan Aloysius Gonzaga peserta dari paroki Pugeran memberikan apresiasi yang baik terhadap kegiatan ini dengan menyampaikan, ”Sangat bagus kegiatan ini, saya mengucapkan terimakasih kepada Penyelenggara Katolik Kementerian Agama Kota Yogyakarta. Saya berharap kegiatan semacam ini bisa terus dilanjutkan.” (eve/nrl)