FGD Penyelenggaraan Kesejahteraan Lansia, Kemenag Usul Pesantren Khusus Lansia
Yogyakarta (Humas) – Kantor Kementerian Agama Kota Yogyakarta mendapatkan undangan dari Bapeda Kota Yogyakarta menjadi peserta forum grup discussion (FGD) Penyusunan Rencana Aksi Daerah (RAD), Selasa (27/9/2022). Kegiatan berlangsung di Kantor Bappeda Komplek Pemerintah Kota Yogyakarta.
Hadir dalam kesempatan tersebut Sekretaris Daerah Kota Yogyakarta, Ir. Aman Yuriadijaya, MM. Ia mengungkapkan Kota Yogyakarta memiliki atmosfer untuk memberikan dukungan bagi lanjut usia. “Melihat ada satu kondisi Kota Yogyakarta mempunyai atmosfer memberikan dukungan bagi lnasia.Melihat angka harapan hidup Kota Yogyakarta paling tinggi se-Indonesia,” sebutnya.
Prosentase Lansia di Kota Yogyakarta memang terus mengalami peningkatan, pada tahun 2019 terdapat 10,5 persen. Meningkat menjadi 14.4 persen pada tahun 2021.
Aman berpesan prinsip Rencana Akdlsi Daerah tidak bisanterlepas dari perundangan yang bersifat hirarkis. Kedua, rencana aksi yang akan menjadi aksi dapat dirasakan manfaatnya Lansia. Ketiga, komitmen berbagai pihak dalam mendukung aksi. Keempat, dalam menggambarkan rencana aksi daerah bisa dilaksanakan semua elemen yang berkaitan.
Sementara itu Kemenag Kota Yogyakarta yang diwakili Pranata Humas, Eko Triyanto dalam forum tersebut menyampaikan di antara bentuk layanan yang sudah dilakukan Kementerian Agama Kota Yogyakarta bagi lansia yakni dengan adanya layanan haji jemput bola. Para Lansia tidak perlu datang ke kantor untuk urusan haji, melainkan akan ada petugas yang datang ke rumah untuk memberikan pelayanan.
Selain itu, Eko mengusulkan agar dalam RAD yang akan disusun menitikberatkan pada layanan spiritual dan kesehatan. “Di beberapa daerah sudah tumbuh pondok pesantren khusus Lansia, kami mengusulkan agar di Kota Yogyakarta juga muncul Pesantren-pesantren khusus Lansia,” ungkapnya.
Sedangkan dari sisi kesehatan, Eko meilahat layanan yang diberikan kepada Lansia saat ini berbentuk pemeriksaan dan pengobatan. Ia mengusulkan agar langkah tersebut diimbangi dengan pencegahan timbulnya penyakit memanfaatkan kekayaan budaya Indonesia berupa jamu.
“Saya melihat jamu sebagai salah satau khazanah penting dalam kehiduapan Bangsa Indonesia, khsususnya di Jawa, mulai banyak ditinggalkan,” jelasnya.
FGD juga dihadiri Kepala Bappeda Kota Yogyakarta dan Ketua DPRD Kota Yogyakarta, Suryani, M.Si. [r]