Berita

Kapokjaluh Membersamai Kaji Banding di Kantor Kesbangpol Kota Medan

Yogyakarta (KUA Gondomanan) – Eko Agus Wibowo, S. Sos. I., Ketua Kelompok Penyuluh Agama Islam (Pokjaluh) yang juga selaku Penyuluh Agama Islam Fungsional mewakili Kantor Kemenag Kota Yogyakarta ikut membersamai rombongan Badan Kesatuan Bangsa (Bakesbangpol) Kota Yogyakarta beserta Tim POA, FPK, FKDM dan FKUB berangkat tanggal 2 sd 4 Nopember 2022, adakan kegiatan Kaji Banding di kantor Kesbangpol Kota Medan, Rabu (2/11/2022).
Sambutan hangat atas kunjungan rombongan Kaji Banding dari Kesbangpol Kota Yogyakarta diterima langsung oleh Kepala Kesbangpol Kota Medan H. Arjuna Sembiring, sembari menyampaikan selamat datang di kota Medan dan berharap kegiatan ini menjadi ajang saling bertukar ilmu dan mempererat tali persaudaraan diantara kita, ujarnya penuh harap.
Adapun dari perwakilan Badan Kesbangpol Kota Yogyakarta, Bayu Laksono menyampaikan bahwa kegiatan Kaji Banding merupakan suatu kegiatan yang dilakukan dengan tujuan menambah wawasan dan pengetahuan yang akan diterapkan kedepannya untuk menjadi lebih baik. Kegiatan seperti ini tentunya sangat bagus untuk membangun relasi serta bertukar pikiran demi meningkatan kinerja suatu organisasi. Termasuk juga tentang pengawasan orang asing dan toleransi umat beragama pada ketahanan ekonomi, sosial buaya, agama dan organisasi kemasyarakatan di masing-masing wilayah.
Eko Agus Wibowo, S. Sos. I., perwakilan Kemenag Kota Yogyakarta menjelaskan terkait pentingnya peran dan keberadaan Forum Pembaruan Kebangsaan (FPK) di kota Yogyakarta, bahwa kehadiran FPK sangat dibutuhkan untuk kebutuhan NKRI yang sangat rentan terhadap konflik. Perlu pembauran antar suku agar fanatisme kesukuan tidak memicu konflik. Sekecil apapun persoalan sosial harus segera terselesaikan agar tidak menjadi besar.
Pembauran kebangsaan adalah proses pelaksanaan kegiatan integrasi anggota masyarakat dari berbagai ras, suku, etnis, melalui interaksi sosial dalam bidang bahasa, adat istiadat, seni budaya, pendidikan, dan perekonomian untuk mewujudkan kebangsaan Indonesia tanpa harus menghilangkan identitas ras, suku, dan etnis yang ada dalam kerangka NKRI.
Kehadiran FPK pada dasarnya merupakan bentuk dari upaya Pemkot Yogyakarta
Meningkatkan rasa persatuan dan kesatuan antara ras, suku dan etnis dikalangan Tokoh Masyarakat, Tokoh Agama dan Tokoh Adat. Memasyarakatkan program pembauran kebangsaan agar dapat dipahami dan dihayati oleh masyarakat secara luas. Semangat persatuan serta nasionalisme terus dijaga dan ditingkatkan dengan keragaman itu tidak bukan menjadi perpecahan, tetapi dengan keragaman itu kita jadikan kekuatan untuk memajukan.
Lebih lanjut, Eko Agus Wibowo, S. Sos. I., menyoroti pentingnya keterlibatan masyarakat dalam menjaga kerukunan dan kedamaian di kota Yogyakarta yang terkenal dengan Kota pelajar dan Kota tujuan wisata. Program utama FPK kota Yogyakarta salah satunya adalah kunjungan ke asrama mahasiswa. Asrama mahasiswa di kota Yogyakarta kurang lebih ada sekitar 112 asrama
Eko Agus Wibowo, S. Sos. I., mengakhirinya dengan sambil mengutip dan menirukan kembali apa yang disampaikan oleh Kepala Bakesbangpol Kota Medan H. Arjuna Sembiring, bahwa “Mayoritas masyarakat Medan adalah etnis Jawa ada sekitar 40 persen, Multi etnis 14 suku terdiri 8 suku asli 6 suku pendatang. Kota Medan terdiri 151 Kelurahan, 2001 lingkungan Serta kota Medan adalah kota jasa dikarenakan tak punya obyek wisata alam. (Najam)