Berita

Kemenag Kota Yogyakarta selenggarakan Dialog Lintas Agama

Kerukunan Umat Beragama adalah salah satu kunci sukses persatuan dan kesatuan bangsa, dimana kerukunan merupakan kebutuhan bersama yang sulit dapat dihindarkan ditengah perbedaan yang ada. Perbedaan merupakan hal yang wajar, namun perbedaan yang ada bukanlah menjadi penghalang untuk hidup rukun berdampingan dalam bingkai persaudaraan dan persatuan.

Kota Yogyakarta merupakan suatu kota yang memiliki penduduk yang lumayan padat, sehingga di tengah-tengah besarnya jumlah penduduk tersebut Kota Yogyakarta tumbuh dan berkembang dengan keragaman budaya, sosial dan agama. Dari sisi agama, tentunya Kota Yogyakarta mengakui hidup dan berkembangnya agama resmi  yakni Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Budha dan Khonghucu. Kemajemukan masyarakat dalam hal agama  tersebut bisa menjadikan sumber kerawanan sosial apabila pembinaan kehidupan beragama tidak tertata dengan baik, karena masalah agama merupakan masalah yang bersifat sensitif yang sering memunculkan konflik dan permusuhan antar golongan pemeluk agama.

Dengan masalah itulah maka Humas Kementerian Agama Kota Yogyakarta menyelenggarakan Dialog Lintas Agama yang

bertempat di Aula KUA Kecamatan Kraton, pada hari Selasa (9/10/18) dengan mengambil tema “Mempererat Kerukunan Umat Beragama guna menangkal paham Radikal” dengan menghadirkan peserta sebanyak 30 orang dari tokoh-tokoh perwakilan dari 6 agama (Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Bhuda dan Khonghucu) dari 4 Kecamatan yakni Kec. Kraton, Kec. Ngampilan, Kec. Gondomanan dan Kec. Mantrijeron. Dengan menghadirkan 3 narasumber dari Kemenag Kota Yogyakarta, Kantor Kesbang Kota Yogyakarta dan FKPT(Forum Koordinasi Penanggulangan Terorisme).

Kasubbag TU Kankemenag Yogyakarta  Abd. Su’ud, S.Ag.,M.S.I mewakili Kakankemenag membuka secara resmi sekaligus menyampaikan materi tentang “Kebijakan Kemenag Kota Yogyakarta dalam Pemeliharaan Kerukunan Umat Beragama”. Materi kedua tentang “Kondisi Kerukunan Umat Beragama di wilayah Kota Yogyakarta dalam menghadapi Pilpres” dan untuk materi ketiga tentang “Manajemen Penyelesaian Konflik Berbasis Agama. Acara dialog lintas agama dengan dilanjutkan diskusi dan tanya jawab yang dengan moderator Kepala KUA Kec. Kraton Suardi, S.Ag (Hms.Nrl)