Kepala Kantor Buka Bimbingan Remaja Usia Sekolah
Yogyakarta (Humas) – Seksi Bimbingan Masyarakat Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kota Yogyakarta menggelar acara Bimbingan Remaja Usia Sekolah yang ditujukan bagi siswa dan siswi SMA sederajat se-Kota Yogyakarta, Rabu, (18/9/2024). Acara ini dibuka Iwan Rustiawan, S.Sos.I., M.Pd. selaku host dengan menyampaikan pesan inspiratif mengenai pentingnya proses dalam kehidupan.
Dalam sambutannya, ia menggambarkan proses pengembangan diri seperti permata yang bernilai tinggi meskipun dijual dalam gram, dibandingkan dengan batu bara yang dijual dalam ton namun bernilai lebih rendah. Beliau juga menekankan pentingnya kebiasaan baik seperti istiqomah dan komitmen yang pasti akan membuahkan hasil yang luar biasa.
Dalam kesempatan tersebut, Kepala Kantor Kemenag Yogyakarta, H. Nadhif, S.Ag. M.S.I. menyampaikan pentingnya peran remaja sebagai generasi penerus bangsa. Ia menyampaikan bahwa dalam 21 tahun ke depan, para siswa yang hadir saat ini memiliki potensi besar untuk menjadi pemimpin di masa Indonesia Emas, ketika Indonesia diproyeksikan menjadi negara maju dengan pendapatan tinggi. Selain itu, beliau mengingatkan pentingnya toleransi untuk menjaga persatuan di tengah tantangan disintegrasi, serta menggarisbawahi isu kenakalan remaja seperti klithih sebagai dampak dari ketidakmampuan dalam menerima perbedaan.
Pemateri pertama, H. Handdri Kusuma, S.Ag, M.Si., dan Arif Hidayatullah, S.Hi., menyampaikan materi bertema “Remaja yang Sehat.” Dalam sesinya, mereka menekankan pentingnya mengenal diri sendiri sebagai dasar untuk mengenal Tuhan. Para peserta diajak untuk menggali lebih dalam tentang kelebihan dan kekurangan diri, sifat yang paling menonjol, kemampuan yang dimiliki, hingga cita-cita. Mereka juga diingatkan untuk tidak hanya menilai diri sendiri dari sudut pandang pribadi, tetapi juga dari perspektif orang lain.
Pemateri kedua, M. Makhlani, S.Ag., M.Pd., dan Siti Daimah, M.Pd., membahas tema “Mengelola Diri.” Dalam sesi ini, mereka menekankan pentingnya mempersiapkan masa depan, membangun kepercayaan diri, serta menghadapi isu-isu khas pergaulan remaja seperti konflik dengan orang tua, tawuran, perilaku seksual aktif, dan kecanduan media sosial. Pemateri juga memberikan solusi untuk mengatasi masalah-masalah tersebut, antara lain dengan membangun jati diri, berani menjadi diri sendiri, banyak belajar, serta merencanakan masa depan dengan cita-cita besar. Selain itu, mereka menggarisbawahi pentingnya belajar agama sebagai dasar moral dalam kehidupan remaja.
Acara ini diharapkan mampu memberikan panduan dan motivasi bagi para remaja untuk menjadi pribadi yang lebih baik, sehat, dan siap menghadapi tantangan di masa depan. [rani/tira]