Berita

Kepala KUA Mantrijeron Sampaikan Kultum Persiapan Ramadlan 1443 H

Yogyakarta  (KUA Mantrijeron) – Dalam satu kesempatan Sambang Masjid Kemantren Mantrijeron, Rabu (29/03/2022) Kepala KUA Mantrijeron, Sehona, S.Ag., menyampaikan kultum menjelang Ramadlan 1443 H, di Masjid Al Falaah kampung Minggiran Mantrijeron.

Menurutnya, Ramadlan yang tinggal beberapa hari lagi tiba adalah tamu agung yang membawa banyak berkah. Ramadlan syahrun ‘adhimun wa syahrun mubarakun.

“Kita harus bersiap-siap menyambut tamu agung yang datang kepada kita membawa oleh-oleh sangat banyak, di antaranya berupa ampunan Allah swt, berkah hidup, ibadah sunah berpahala fardlu, kesucian jiwa, kesehatan lahir batin, bahkan Rasulullah saw menyebutkan bahwa umat Islam yang melaksanakan rangkaian Ibadah Ramadlan dengan ikhlas, dan hanya mengharap ridlaNya selama satu bulan penuh maka mereka bagaikan bayi yang baru dari rahim ibunya. Artinya kembali suci dan bersih tanpa dosa,” sebut Sehona.

Sehona  juga menambahkan bahwa Ibadah Ramadlan menjadikan seseorang lebih berkualitas hidupnya, karena telah menempa dirinya dengan taqarub kepadaNya siang dan malam selama satu bulan suntuk.

Mengutip pandangan Syaikh Abu Laits as Samarqandi dalam Tambihul Ghofilin tentang lima (5) kreteria orang berkualitas, Sehona memaparkan,

Pertama,
أن يكون على عبادة ربه مقبلا

1. Mampu menghadirkan hidupnya, istiqomah beribadah kepada Allah swt.

Artinya segala gerak-geriknya didasari niat yang benar agar bernilai ibadah di hadapan Allah swt.

Kedua,
أن يكون نفعه للخلق ظاهرا

2. Mampu menghadirkan hidupnya bermanfaat nyata bagi orang lain.

Dalam bahasa hadis Nabi saw, disebutkan khoirunnas anfa’uhum linnas. Orang terbaik adalah yang banyak memberikan manfaat kepada orang lain.

Ketiga,
أن يكون الناس من شره أمنين

3. Orang lain aman dari tipu dayanya.

Disebutkan Rasulullah saw bahwa ciri muslim yang benar ialah yang mampu memberikan rasa aman kepada orang lain, baik ucapan maupun tindakan.

Keempat,
أن يكون عما في أيدي الناس آيسا

4. Hidup mandiri, dan tidak menggantungkan nasibnya kepada orang lain.

Teks agama menyebutkan bahwa Allah mencintai seseorang yang makan dan minum dari hasil keringatnya sendiri.

Kelima,
أن يكون للموت مستعدا

5. Senantiasa siap menghadapi kematian.

Siapapun dan di manapun harus siap jika tiba-tiba Allah memanggilnya. Oleh karena itu hendaknya memperbanyak amal ibadah sebagai bekal hidupnya kelak di akhirat.

Setelah kultum, peria kelahiran Madura itu mengajak pengurus Takmir dan puluhan Jamaah Masjid Al Falaah kampung Minggiran Mantrijeron untuk memelihara dan merawat ukhuwah islamiyah yang tumbuh kokoh di kalangan umat Islam, khususnya di wilayah Mantrijeron Yogyakarta. (Fitriyah)