Laboratorium IPA MAN 2 Yogyakarta Membuat Desinfektan Prokes untuk Warganya
Yogyakarta (MAN 2 Yogyakarta) – Kepala MAN 2 Yogyakarta Drs. H. Mardi Santosa berikan apresiasi dan ucapan terima kasih kepada Kepala Laboratorium IPA, Nuning Setianingsih, S.Si, M.Pd atas hibah sebanyak 20 liter sabun cair dan 10 liter handsanitizer hasil produksi laboratorium kimia, yang diserahkan pada Senin (27/09/2021) di ruang laboratorium kimia. Hibah yang sangat bermanfaat untuk dapat dimanfaatkan seluruh warga MAN 2 Yogyakarta sebagai implementasi penerapan prokes yang ketat di saat Pembelajaran Tatap Muka Terbatas sudah mulai diberlakukan.
“Mencuci tangan dengan sabun menjadi efektif karena surfaktan dalam sabun mengangkat tanah dan mikroba dari kulit. Kebiasaan mencuci tangan dengan sabun menjadi bagian penting dalam rantai pertahanan kesehatan, terutama di masa pandemi seperti saat ini,” terang Nuning.
Lebih lanjut Nuning Setiangsih menegaskan, “Menggosok tangan selama sekitar 15-30 detik dengan sabun mampu menghilangkan lebih banyak kuman dari tangan daripada waktu yang lebih singkat. adapun bahan-bahan pembuatan sabun cair adalah texapon, sodium chloride, foam booster, asam cuka, EDTA, pewarna, parfum dan aquades. Adapun bahan pembuatan handsanitizer adalah Etanol 96 persen, hidrogen peroksida 3 persen, gliserol ,air suling dan essential oil.”
“Hand sanitizer merupakan alternatif pembersih jika sulit mendapatkan air. Kelebihan penggunaan hand sanitizer ialah ukurannya yang kecil dan bersifat portabel, praktis, serta mudah dibawa-bawa sehingga dapat membantu meningkatkan frekuensi untuk mendesinfeksi tangan dan mengurangi kemungkinan penularan virus. Namun kekurangan dari handsanitizer jika terlalu banyak dapat menyebabkan iritasi dan sensitivitas kulit karena membuat kulit kering dan menghilangkan minyak alami. Kulit yang rusak akan meningkatkan kerentanan terhadap infeksi. Selain itu, hand sanitizer juga dapat meninggalkan residu dan membuat penggunanya kurang nyaman. Jadi, sebaiknya hand sanitizer digunakan sebagai alternatif apabila tidak ada fasilitas cuci tangan pakai sabun di lingkungan sekitar,” papar akhir Nuning tentang kepada jurnalis.
Keterlibatan siswa sebagai pelaku pembelajar, orang tua siswa, lingkungan, madrasah/sekolah sebagai penyelenggara pendidikan, Pemerintah baik daerah maupun pusat, sangat dibutuhkan agar pelaksanaan PTMT sukses. Dengan pelaksanaan PTMT sukses, keniscayaan pembelajaran normal seperti sebelum adanya Pandemi Corona segera terwujud. (pus)