Berita

Laksanakan Mujahadah, MTsN1 Yogyakarta Melangitkan Doa di Hari Santri

Yogyakarta (MTsN 1 Yogyakarta) – Rangkaian Hari Santri Nasional yang digelar pada hari Jumat 2021 mewarnai napas para santri, siswa, guru, dan tenaga kependidikan di pondok pesantren atau madrasah. Begitu pula dengan MTsN 1 Yogyakarta yang pagi ini (22/4) menggelar beberapa acara untuk memeriahkannya. Hari Santri di masa pandemi Covid-19 tidak menyurutkan warga MTsN 1 Yogyakarta untuk tetap dapat memperingatinya walupun dengan keterbatasan yang harus diikuti.

Upacara Bendera Peringatan Hari Santri sebagai awal pembuka rangkaian acara dilaksanakan dengan khidmat, yang disusul dengan mujahadah. Acara mujahadah dilakukan para guru dari pukul 08.15 s.d. 09.00 WIB di aula madrasah dengan membaca ratibul hadad secara bersama-sama. Lantunan doa-doa menggema dalam kekhusyukan dipimpin oleh Haji Sajad yang sekaligus sebagai pengajar senior di MTsN 1 Yogyakarta.

Semangat para guru melakukan semua ini tidak lepas dari harapannya untuk para siswa dapat menjadi siswa yang soleh dan solihah, cerdas, dan memperoleh kesuksesan di masa yang akan datang. “Kegiatan mujahadah ini sebagai salah satu kegiatan yang tepat di hari Santri, diharapkan akan menambah kekuatan dan kesucian hati para santri atau siswa,” demikian ungkap Muhammad Iriyadi selaku kepala MTsN 1 Yogyakarta. “Tidak ada lagi santri atau siswa madrasah yang tertinggal dalam keilmuan. Dari madrasah nantinya akan lahir jiwa-jiwa suci yang mampu bersaing, menjadi pionir dan inovator yang santun,” tegas Iriyadi dengan penuh semangat.

Mujadah ini juga untuk mendukung dan melangitkan doa adanya tema yang diusung dalam Hari Santri 2021 yaitu ‘Santri Siaga Jiwa Raga,’yang bermakna bahwa santri di seluruh Indonesia harus selalu siap siaga untuk menyerahkan jiwa dan raga guna membela tanah air, mempertahankan persatuan Indonesia, dan mewujudkan perdamaian dunia. ”Santri atau siswa yang berakhlaq mulia dan berkemampuan nantinya siap secara jiwa raga sebagai pejuang bangsa demi tegaknya Indonesia,” demikian diungkap Sajad selaku guru IPS setelah memimpin mujahadah. (Tim Publikasi Matsayo)