Berita

Lima Guru MAN 2 Yogya Berkarya Antologi 1000 Puisi bersama Komunitas Yuk Menulis

Yogyakarta(MAN2Yk)-Ditengah-tengah wabah pandemi dengan segudang permasalahan dan berjuang untuk tetap memberikan pelayanan prima pada para peserta didik, lima guru MAN 2 Yogyakarta terus berkarya menorehkan prestasi dengan menghasilkan karya Antologi Puisi yang digelar Komunitas Yuk Menulis di akhir bulan Juni. Komunitas Yuk Menulis (KYM) didirikan oleh Vitriya Mardiyati. Anggotanya tersebar di seluruh Indonesia. Awal terbentuk komunitas ini pada 2006.

Isi puisi dengan tema Corona ini ditulis dari berbagai sudut pandang penulis. Ada yg berisi ajakan tetap dirumah, ada yang berisi anjuran agar instrospeksi diri dan mengambil banyak manfaat dari hadirnya Corona. Bahkan tidak sedikit yang menuliskan tentang dampak yang terjadi akibat Corona, baik di segi sosial, kesehatan dan keagamaan.

Sri Narwanti, S.Pd sebagai salah satu koordinator menjelaskan bahwa Antologi Puisi yang digelar KYM pada Even Menulis 1000 Puisi ini setiap tim terdiri dari sepuluh orang. Dari sepuluh orang kemudian bergabung menjadi tim besar 1000 penulis. Digelarnya even ini diharapkan walaupun dietengah-tengah pandemi setiap penulis tetap produktif dalam profesi ataupun berkarya. Lebih lanjut Sri Narwanti menuturkan tentang puisi karyanya, :”Mencoba melihat aspek sosial dari masyarakat. Menyampaikan pesan bahwa setiap orang punya reaksi yang berbeda ketika pandemi datang. Ada yang bersiap, ada yang tidak mempedulikannya bahkan malah ada yang sibuk berteori dan berdebat. Sejatinya setiap kejadian dan kesulitan makin memperjelas karakter seseorang.

“Ibu aku menyayangimu, juga bapak dan kakak. Aku kangen bu guru, kangen teman-temanku Ibu, kenapa aku di rumah?,” penggalan puisi karya Diah Wijiastuti, S.Pd. Puisi ini  memberikan pengertian kepada anak, agar kita memutus mata rantai penyelenggaraan virus corona dengan menjadi pahlawan. Meski hanya dengan tinggal dirumah dan beraktivitas di rumah. Sekaligus menjawab kegalauan anak yang selalu bertanya mengapa harus di rumah, padahal ia ingin ke sekolah.

Riza Fauzi, M.Pd.I pada kesempatan lain menyampaikan, “Puisi karya saya yang bertemakan Aku yang Lemah mengandung pesan bahwa betapa Agung dan Kuasanya Allah atas segala sesuatu. Ketika manusia diberikan kebebasan dengan segala macam potensi yang dimilikinya dan berusaha untuk mendapatkan apa yang menjadi harapan dan cita-citanya, harus menerima kenyataan, rencana yang sudah tertata rapi dan matang, pupus semua dengan munculnya pandemi covid-19. Pandemi mendunia yang tidak pernah diduga dan diprediksi sebelumnya. Pandemi yang membuat semua sektor kehidupan lumpuh dan terhenti termasuk aktivitas sosial manusianya.”

Bardiana Dwi Setyowati, S.Pd menandaskan, “Puisi saya ini menceritakan tentang keadaan sekarang yang memberikan pembelajaran kepada kita untuk kembali bermuhasabah dan mengevaluasi diri tentang khilaf dan salah yang selama ini kita perbuat. Dan Alloh SWT adalah segala sumber solusi dan Maha pemaaf segala sikap negatif manusia.”

Sedangkan Muhammad Hatta membuat puisi berangkat dari keprihatinan atas situasi kondisi akibat adanya pandemi corona. Situasi dan kondisi yang terkesan semua serba tidak siap. belum bersinerginya antar lapisan masyarakat. Belum bersinerginya masyarakat dan Pemerintah dengan kebijakan-kebijakan sebagai langkah solutif menghadapi pandemi corona.

Drs. Mardi Santosa, Kepala MAN 2 Yogyakarta, sangat mengapresiasi karya lima guru MAN 2 Yogyakarta ini. Mardi berpesan agar guru-guru dan pegawai MAN 2 Yogyakarta untuk terus berkarya dan selalu bersemangat dalam melaksanakan profesianya sebagai guru. Memberikan kontribusi untuk mewujudkan madrasah hebat bermartabat. (pus/bap)

 

Kontributor : MAN2Yk

Editor : Nurul