MAN 1 Yogya Sambut Kunjungan Pelajar Australia
(MAN 1 YK) — Australian Indonesian Association (AIA) Victoria melaksanakan kegiatan Jogjakarta High School Immersion Program (JHSIP) 2020. Program pertukaran pelajar ke luar negeri ini, diikuti pelajar dari negeri Kanguru Australia untuk belajar ke Indonesia dengan Yogyakarta sebagai kota tujuannya.
Dua siswi dari peserta program ini mengunjungi MAN 1 Yogya yang menjadi salah satu sekolah tujuan, Selasa (14/01/2020). Siswi MAN 1 Yogya Nayla Ilma Kauna ( Kelas X Bahasa dan Budaya) merupakan host sister bagi Elysha Cramer. Sudah sejak 28 Desember 2019 lalu, Elysha dititipkan pada keluarga Nayla. Program ini sendiri akan berakhir 16 Januari 2020.
Elysha tidak sendiri, dia ditemani Meggy Boag dengan di usianya yang ke-16 tahun, keduanya sudah duduk di kelas XII. Elysha merupakan siswi yang berasal dari Monte Santi Angelo Mercy College, sedangkan Meggy berasal dari Mansfield Secondary College. Siswa-siswi MAN 1 Yogyakarta sangat antusias dengan program ini. Mereka tidak menyia-nyiakan kesempatan belajar satu hari dengan pelajar Internasional tersebut.
Hanya kelas X yang mendapatkan kesempatan langka untuk berdialog dengan pelajar Australia tersebut, setiap kelas memiliki waktu satu jam pelajaran untuk saling berdiskusi. Pertemuan tersebut dimanfaatkan untuk bertukar pikiran tentang sistem pendidikan di negara masing-masing. Selain itu, tujuan peserta program JHSIP adalah belajar budaya, bahasa dan Agama di Indonesia.
“Alhamdulillah meskipun cuma satu jam pelajaran di semua kelas X, telah diisi English native speaker from Australia hari ini dan siswa antusias mengikutinya semoga manfaat dan memotivasi”, terang Moh. Zeni, M.Pd guru Bahasa Inggris MAN 1 Yogyakarta yang mendampingi para pelajar Australia tersebut.
Zen, demikian sapaan akrabnya, juga berharap, agar siswa-siswi MAN 1 Yogyakarta dapat mencontoh kemandirian siswi dari Australia tersebut. Pasalnya, untuk mengikuti program JHSIP tersebut, Elysha harus berusaha sendiri tanpa meminta bantuan orang tua, bahkan mereka harus bekerja paruh waktu. Lanjutnya, selain itu diharapkan peserta didik di MAN 1 Yogyakarta mulai tertarik dengan program-program ke Luar Negeri seperti itu, sehingga dapat menciptakan pelajar yang berdaya saing global.*(adr/dzl/Nrl)