Yogyakarta (MAN 2 Yogyakarta) –Programme for International Student Assessment (PISA) yang diinisiasi oleh Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) adalah suatu studi untuk mengevaluasi sistem pendidikan yang diikuti oleh lebih dari 70 negara di seluruh dunia. Setiap 3 tahun, murid-murid berusia 15 tahun dari sekolah-sekolah yang dipilih secara acak, menempuh tes dalam mata pelajaran utama yaitu membaca, matematika dan sains. Tes ini bersifat diagnostik yang digunakan untuk memberikan informasi yang berguna untuk perbaikan sistem pendidikan. Indonesia telah berpartisipasi dalam studi PISA mulai tahun 2000.
MAN 2 Yogyakarta sebagai piloting PISA 2021. Untuk itu dituntut mempersiapkan diri dengan sebaik mungkin. Sebagai pembekalan menghadirkan narasumber pengawas MTs dan MA Kemenag Kota Yogyakarta, Murtinah, M.Pd pada Jumat (19/11/2021) di aula lantai 3.
Guru sebagai garda terdepan dalam kesuksesan PISA. Karena guru yang senantiasa berinteraksi dengan siswa. Dibutuhkan strategi, model, media, teknik, metoda pembelajaran yang tepat. Dengan variasi pembelajaran, siswa akan mengikuti pembelajaran dengan fun. Dengan tujuan hal ini pembinaan intern dan ektern secara rutin dilakukan. Salah satunya Pengawas Sekolah Menengah yang memiliki tupoksi melakukan supervise kepada seluruh guru dan Kepala Madrasah.
Murtinah menyampaikan, “BAN yang dilihat tidak hanya tumpukan administrasi tetapi lebih ditekankan kepada pengembangan madrasah, yang dilihat dari Emis, seluruh dokumen diupload sudah sejak Juni, seluruh kegiatan diunggah, inovasi diunggah oleh operator emis. RPP, yang terpenting 13 komponen termaktub pada RPP.”
“Tujuannya mendampingi, membantu menyempurnakan strategi belajar mengajar, penerapan budaya kerja dengan penuh disiplin. Rekapan hasil penilaian untuk diberikan tindak lanjut. Seluruh tugas segera dikumpulkan dengan batas waktu yang telah disepakati, paling lambat 25 November 2021,” lanjut Murtinah dalam pembinaannya.
“Awal Desember tahun 2022 dilaksanakan Penilaian Kepala MAN 2 Yogyakarta Tahunan oleh Pengawas Pembina dan Kasi Dikmad Kemenag Kota Yogyakarta. Pasca pandemi Corona, dibutuhkan proses penyesuian siswa untuk kembali aktif dan cepat adaptif. Dibutuhkan keterlibatan seluruh stakeholder dan civitas akademika,” akhir penegasan yang disampaikan Murtinah. (pus)
