MANPK MAN 1 Yogyakarta Gelar Seminar Sejarah MANPK untuk Santri Baru
Yogyakarta (MAN 1 Yogyakarta) – MANPK MAN 1 Yogyakarta mengadakan kegiatan seminar materi “Sejarah MANPK” dalam rangkaian Masa Taaruf Santri Al-Hakim (MASTASIA) 2022, Ahad (17/07/2022), pukul 08.00 – 10.15 WIB. Acara yang digerakkan oleh Organisasi Santri PP Al-Hakim (OSPA) dari program MANPK ini diadakan di Masjid Al-Hakim MAN 1 Yogyakarta.
Kegiatan seminar “Sejarah MANPK” ini bertujuan untuk mengedukasi materi mengenai sejarah Madarasah Aliyah Negeri Program Keagamaan (MANPK) kepada seluruh santriwan dan santriwati MANPK dalam rangkaian acara MASTASIA 2022. Acara MASTASIA 2022 ini sendiri dilaksankan dalam rangkaian acara selama rentang waktu 16 – 23 Jxuli 2022. Kegiatan ini diikuti oleh seluruh santriwan dan santriwati baru MANPK MAN 1 Yogyakarta tahun ajaran 2022/2023, Dr.Suyanto Thohari, S.Ag, MSI, M.Pd. dan dewan asatidz MANPK MAN 1 Yogyakarta.
Kegiatan seminar “Sejarah MANPK” ini menghadirkan narasumber Dr.Suyanto Thohari, S.Ag, MSI, M.Pd. selaku alumni MANPK MAN 1 Yogyakarta yang mengabdikan ilmunya sebagai guru kepada santri MANPK MAN 1 Yogyakarta. Dalam acara seminar “Sejarah MANPK” tersebut Suyanto menyampaikan materi sejarah yang dikemas secara apik dalam motivasi, dan saran-sarannya dalam menempuh pendidikan di MAN 1 Yogyakarta. “MANPK itu sudah 35 tahun dalam berdirinya mengalami banyak perubahan dan revitalisasi-revitalisasi tergantung kurikulum pendidikan negara kita. Program dibuka pertama kali pada 1987, tidak lepas dari inovasi pemikiran pendidikan cendekiawan seperti beliau Prof. Zaini Dahlan (almarhum) dan Prof. Munawwir Sadzali (almarhum) yang kala itu menjabat di kementerian agama Indonesia pada masa itu,” terangnya.
Suyanto memberikan materi sejarah dalam perspektifnya sebagai seorang santri dengan ceritanya ketika masih bersekolah di MANPK. “MANPK juga telah memberikan banyak jasa dan khazanah keilmuan bagi saya, di MANPK saya akhirnya mampu membaca kitab-kitab klasik ulama terdahulu yang menjadi madzhab kita saat ini, yang dulu tidak terpikirkan karena masalah biaya dan pengetahuan,” ujarnya dengan penghayatan.
Suasana semakin akrab dan interaktif pada sesi tanya-jawab di akhir acara. Muhammad Halim Bujang Syarif (X MANPK) menanyakan bagaimana suasana pembelajaran MANPK terdahulu kepada narasumber. “Pada masa saya MANPK adalah singkatan dari Program Khusus, sehingga lebih banyak juga materi umum selain agama, namun, di zaman dahulu tentunya kompetensinya berbeda dengan sekarang, saya yakin kualitas dan tujuan program MANPK saat ini juga sama dengan Program khusus bahkan lebih baik,” jawab Suyanto. Suyanto juga memotivasi semangat santri dalam belajar dan menggaungkan tujuan wawasan program MANPK saat ini.
“MANPK saat ini membentuk misi ulama yang berwawasan keislaman, keindonesiaan, dan kemodernan. Maka, kalian harus bersungguhsungguh lillahi ta’ala dalam mewujudkan itu untuk perjuangan kalian saat ini dalam menuntut ilmu. Berpikirlah pula yang kritis dan terbuka dan seimbangkan dalam ilmu agama, sehingga terciptalah kemodernan dan kebangsaan,” pungkasnya di sesi penutupan acara. (AAO/dzl)