Monitoring dan evaluasi Laboratorium IPA MAN 2 Yogyakarta
Yogyakarta (MAN 2 Yogyakarta) – Sri Purwati, M.Sc laboran MAN 2 Yogyakarta menerima kunjungan Kasi Tendik Kanwil Kemenag DIY, Mahrus dan Esti Handayani, S.Ag . Monitoring dilaksanakan pada madrasah MA dan MTs yang telah memiliki tenaga laboratorium IPA. Selain itu monitoring sebagai tindak lanjut dari pelatihan dan implementasi tata kelola laboratorium IPA.
Monitoring dan evaluasi yang di kaji antara lain terkait kapan tenaga laboran mengikuti Diklat dan sudah berapa kali, pasca mengikuti Diklat, perubahan apa yang dilakukan, kelayakan bangunan di MAN 2 Yogyakarta, kelengkapan alat dan bahan untuk praktikum, standar penyimpanan di laboratorium, sarana penerangan dan sirkulasi udara yang memadahi, kelengkapan pengamanan yang disiapkan, bagaimana jaringan internet dan kelengkapan sarana IT di madrasah, kendala apa saja yang di temukan selama mengelola laboratorium, serta saran ke depan untuk kemajuan laboratorium.
Sri Purwati sebagai tenaga laboratorium MAN 2 Yogyakarta telah dua kali melaksanakan Diklat, pada tahun 2011 dengan penyelenggara UNY dan tahun 2021 penyelenggara Kemenag RI. Pasca mengikuti diklat, banyak perubahan yang dilakukan Sri Purwati, penanganan limbah B3 terutama limbah cair dengan cara filtrasi menjadi lebih efektif, menyusun administrasi laboratorium yg standar, penyimpanan alat bahan dikelompokkan sesuai dengan jenisnya.
Hasil monitoring menyimpulkan, bangunan laboratorium layak dilengkapi dengan sistem pencahayaan dan sirkulasi udara yang memadahi dilengkapi dengan banyak jendela dan sumber cahaya serta dipasang blower pada laboratorium kimia untuk memungkinkan sirkulasi bahan asam yang menyengat. Kelengkapan pengamanan di laboratorium IPA MAN 2 Yogyakarta dilengkapi dengan shower sebagai pertolongan awal siswa apabila bersentuhan dengan zat kimia. Dilengkapi dengan masker sarung tangan, jas praktikum, dan alat pemadam kebakaran. Jaringan internet dan sarana TIK memadahi untuk mendukung kegiatan praktikum yaitu wifi di 2 titik lokasi dan juga perangkat komputer.
“Kendala selama mengelola laboratorium IPA masalah pembuangan limbah kaca dan juga kebutuhan gudang penyimpanan. Saran ke depan menurut saya sebaiknya ada digitalisasi laboratorium terutama untuk kemudahan inventarisasi dan daftar hadir bagi siswa yang mengikuti praktikum,” tegas Mahrus dan Esti Handayani. (pus)