MUSYAWARAH PENYULUH AGAMA KUA MANTRIJERON PEMBUAT KAWASAN RELIGI
Yogyakarta (KUA Mantrijeron) Di aula PASTY, Selasa sore 08 Februari 2022 telah dilaksanakan Silaturahim Pembuatan Peta Kawasan Religi : Krapyak Winongo Dongkelan Kauman (KWDK). Hadir dalam acara Mantri Pamong Praja Kemantren Mantrijeron, Affrio Sunarno, S.Sos, Bagian Pemberdayaan Masyarakat Pemerintah Kota Yogyakarta, Elvade, lurah PASTY, Agus. Lurah Tirtonirmolo, H. M. Marwan MS, S.H., staf lurah Tirtonirmolo Ismanto dan Penyuluh Agama Islam Fungsional Kementerian Agama KUA Mantrijeron, H. Nunuk Rijojo Adi, M.Ag.
Ujar Affrio Sunarno, S.Sos selaku Mantri Pamong Praja, pernah tugas di BAPEDA selama 12 tahun memberikan pandangannya, pertama, Pondok Pesantren Al Munawwir Krapyak yang didirikan oleh KH. Al Munawwir bin Abdullah Rosyad yang sekarang maqbarah ada di barat Masjid Pathok Negoro Dongkelan Kauman secara historis adalah Ulama karismatik yang banyak diziarahi oleh alumni dan umat Islam di Indonesia. Kedua, keberadaan Yayasan Pondok Pesantren Al-Qur’an Sepuh di Krapyak yang berada diperbatasan wilayah Kabupaten Bantul dan Kota Yogyakarta telah melahirkan banyak alumni. Ketiga, Umat Islam banyak yang ziarah dengan transportasi; bus, mobil, roda dua, becak, dan pejalan kaki maka diperlukan peta kawasan wisata Krapyak Winongo Dongkelan Kauman yang menghubungkan jalan desa, trasportasi, parkir, warung, mck, dan lain-lain.
Peta Kawasan Religi, ujar Elvade yang penting, pertama tujuan dibuat Jembatan, kedua proposal dan macam perkegiatan yang di buat oleh komunitas sebagai lampiran program desa atau kelurahan, ketiga peran komunitas untuk menciptakan, mendukung kegiatan supaya kondusif.
Sebagai lurah Tirtonirmolo, H. M. Marwan MS, SH di dampingi Ismanto, akan bermusyawarah agar tata kelola dalam pembuatan Peta Kawasan Religi dapat tersedia; akses parkir untuk bus, pelebaran jalan, pengaturan lalu lintas, sarana prasarana untuk keamanan, ketertiban, kebersihan seperti mck, warung, dan lain-lain. Semua akan diusahakan dengan menggandeng stagholder dan pihak-pihak yang dapat mendukung terwujudnya Kawasan Religi tersebut, yang akan mendatangkan kemaslahatan banyak untuk masyarakat. Semoga apa yang menjadi niat baik diberikan kemudahan oleh Allah SwT dan Rasulillah Muhammad SAAW.
Selaku Penyuluh Agama Islam, H. Nunuk Rijojo Adi, M.Ag. menambahkan hendaknya dalam membuat Peta Kawasan Religi diperlukan landasan filosofi, yaitu harus tetap memakai adab, sopan santun sebagai orang jawa. Yaitu mempertimbangkan pertama; batin, dhahir, lahir, kedua; meta fisik, non fisik, fisik, ketiga; spiritual, material, rasional, dan keempat; sukma, jiwa, raga.
dengan adanya keseimbangan nilai-nilai tersebut, maka basic values yang akan di transformasikan dapat menjadi peradaban Islami (tamaddun fil islam) yang kokoh.
(NRA)