Berita

Peduli Kebersihan Lingkungan, Siswi MAN 1 Yogyakarta Lakukan Aksi Pemilahan Sampah

Yogyakarta (MAN 1 YK) — Kementerian Agama melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Islam terus berusaha untuk mengembangkan jiwa kepemimpinan dan karakter siswa madrasah, salah satunya dengan program Madrasah Student Leadership Award (MSLA). MSLA merupakan rangkaian kegiatan pembinaan kepemimpinan siswa madrasah yang terbagi dalam tiga tahap, tahap pertama seleksi, tahap kedua training leadership serta pelaksanaan aksi dan tahap terakhir adalah final. MAN 1 Yogyakarta, dalam hal ini diwakili oleh Noor Hanifah Arrasyid, siswi kelas 11 Bahasa dan Budaya mampu mengikuti sampai dengan tahap 2 MSLA.

Ditahap kedua, Hanifa diharuskan untuk merancang dan melaksanakan sebuah aksi nyata di lingkungan madrasah. Dengan mengambil tema kebersihan lingkungan, Hanifa merancang sebuah masterplan “Olah Sampahku, Bersih Jogjaku.” Rancangan aksi tersebut ia realisasikan menjadi dua kegiatan yang dilaksanakan pada, Senin (25/10/22) dan Selasa (26/10/22).

Kegiatan pertama, Senin (25/10/22), Hanifa melaksanakan sosialisasi pemilahan sampah yang diikuti oleh perwakilan siswa kelas 10. Dalam kegiatan tersebut, Hanifa menyampaikan edukasi terkait pemilahan sampah, jenis-jenis sampah yang ada di lingkungan sekitar (organik, anorganik, dan B3), bentuk dan karakteristik sampah, cara pengolahan, manfaat mengolah, serta yang terpenting adalah aksi nyata apa saja yang bisa dilakukan untuk membangkitkan tradisi memilah dan mengolah sampah. Diakhir sesi dilanjut dengan pemutaran video dan sesi tanya jawab.

Kegiatan kedua, Selasa (26/10/22) bertepatan dengan pelaksanaan kegiatan Gerakan Nasional Aksi Bergizi, siswa-siswi beserta guru pegawai melaksanakan senam masal dan makan bersama makanan bergizi. Kegiatan dilanjut dengan aksi pemilahan sampah yang bekerjasama dengan organisasi KPGR (Kelompok Petualang Gunung dan Rimba). Hanifa bersama siswa-siswa lain melaksanakan aksi pemilahan sampah dengan memilah menjadi tiga jenis, sampah organik, kertas dan plastik.

Hanifa memilih untuk mengambil tema kebersihan lingkungan karena merasa bahwa lingkungan sekitar masih kurang kesadaran akan pemilahan sampah. “Menurut saya, permasalahan sampah ini masih jarang terlihat pergerakannya. Mungkin salah satu penyebabnya adalah kurang peka terhadap pentingnya melakukan pemilahan sampah. Kasus membludaknya sampah di TPS sudah menjadi pertanda bahwa Yogyakarta sedang tidak baik-baik saja.”, ungkapnya.

Terakhir, Hanifa berpesan, “Marilah kita mulai gerakan peduli sampah dari lingkup yang paling kecil, seperti rumah, kos, asrama, maupun sekolah. Karena jika tidak hari ini, kapan lingkungan yang lestari akan tercapai.” (ksa/dzl)