Pelaksanaan Simulasi Asesmen Nasional (AN) Tahun 2021, peserta didik kelas 8 MTs Muhammadiyah Karangkajen Yogyakarta.
Yogyakarta (MTs Muhammadiyah Karangkajen) – Simulasi Asesmen (AN) 2021 pada 45 peserta didik kelas 8 MTs Muhammadiyah Karangkajen, dilaksanakan pada hari Kamis (26/8) bertempat di Lab Komputer 1 dan 2 gedung Unit 1 MTs Muhammadiyah Karangkajen.
Pelaksanaan Simulasi Asesmen Nasional (AN) Tahun 2021, peserta didik kelas 8 yang terpilih secara acak untuk menjadi peserta AN. Kegiatan AN bertujuan untuk memetakan mutu pendidikan, memberi umpan balik kepada penyelenggara pendidikan, dan merancang tindak lanjut untuk perbaikan mutu sistem pendidikan. Sebagai peserta AN, peserta didik diharapkan mengikuti simulasi, gladi bersih, dan pelaksanaan AN pada tanggal yang telah ditetapkan. Pelaksanaan AN yang dilaksanakan di Madrasah mengikuti protokol kesehatan yang ditetapkan oleh pemerintah.
Pendamping Kepala Urusan Kurikulum Fatim Isdiarti, S.Pd.Si memberikan keterangan diawali dengan pertanyaan yg berkembang di masyarakat yaitu Apa itu AKM? Untuk apa? Apakah sebagai pengganti UN?. Ragam pertanyaan yang berkembang di masyarakat termasuk peserta didik bahkan guru. Wajar , karena itu merupakan kebijakan baru seiring undur dirinya UN. Upaya pemerintah di bidang pendidikan , salah satunya agar pembelajaran menghasilkan output yang memiliki kecakapan hidup abad ke-21 yang meliputi: comunications skill, colaboration skill, creativity & inovations dan critical thinking.
Asesmen Kompetensi Minimal (AKM) merupakan salah satu cara yang dikembangkan untuk memotret secara komprehensip “mutu proses dan hasil belajar pada satuan pendidikan”.
Beberapa hal yang wajib diketahui tentang AKM antara lain. Cakupan materi AKM meliputi: kemampuan literasi , numerasi dan tambahan surve (karakter dan lingkungan belajar). Bentuk soal lebih beragam( Pilihan Ganda komplek, Benar Salah, menjodohkan dll). AKM Nasional tidak dikerjakan semua peserta didik di satuan pendidikan, melainkan hanya yg terpilih oleh sistem. Info per satuan pendidikan maks 45 peserta. Karena sifatnya yang hanya sampling tentu berakibat teknis lainnya, termasuk keseriusan anak mempersiapkan diri. Hasil AKM juga tidak berpengaruh langsung kpd peserta secara individu. Sampling peserta AKM untuk jenjang SMP/MTs adalah kelas 8. Hasil AKM bukan skore kuantitatif by name, melainkan deskripsi rekomendasi untuk satuan pendidikan. Rekomendasi hasil AKM menjadi dasar perbaikan proses pembelajaran selanjutnya. AKM bertujuan untuk mengetahui mutu proses dan hasil belajar satuan pendidikan. Mutu prose terekam dari hasil surve lingkungan belajar, mutu hasil belajar terekam dari capaian kemampuan literasi dan numerasi.
Dari uraian di atas bisa dipastikan bahwa esensi AKM berbeda dengan UN. Jika UN untuk mengukur capaian standar kompetensi lulusan, sedangkan AKM untuk mengukur proses dan mutu hasil belajar. Artinya jika proses benar pasti mutu pun akan linear. Mindset bahwa siswa harus berhasil baik dalam AKM tentu tidak abai dengan proses. Proses yang seperti apa? Proses yang membawa siswa mempunyai kecakapan abad-21. (Eka)