Berita

Penyuluh Agama Islam Mantrijeron Sebagai Perekat Kebersamaan

Yogyakarta  (Berita KUA Mantrijeron) Penyuluh Agama Islam KUA Mantrijeron pro aktif membina kebersamaan di lingkungan binaannya. Siang malam selalu hadir melaksanakan tugas mulianya, baik kegiatan ibadah harian, seperti sholat berjamaah dan kultum bakda sholat fardlu.

Kegiatan rutin mingguan maupun bulanan berupa pengajian, maupun kegiatan tahunan yang beraroma budaya.
Intinya kegiatan yang dilakukan para Penyuluh Agama adalah untuk meningkatkan ketakwaan kepada Allah, juga untuk merawat kebersamaan dan persatuan.

“Jika masing-masing keluarga akur menjalani kehidupan, pada level kampung pun akur. Begitu seterusnya, tingkat kelurahan, kemantren, kota, provinsi, bahkan negara. Kebersamaan dan persatuan yang kokoh suatu negara dimulai dari tingkat terbawah, yakni rumah tangga dan kampung.”

Demikian inti pesan Kyai Edi Mahrus, dalam acara Nyadran dan Mauidhoh Songsong Ramadlan 1443 H di Musala Nurul Huda kampung Cuiri Mantrijeron Yogyakarta, Sabtu (26/03/2022).

Kegiatan Nyadran adalah bahasa kearifan budaya lokal yang artinya memanjatkan doa untuk ketentraman para arwah yang telah kembali ke alam arwah.

Di kampung Cuwiri Mantrijeron ritual Nyadran telah berlangsung turun temurun dari generasi ke generasi hingga saat ini.
Kehadiran Penyuluh Agama Islam KUA Mantrijeron mempunyai peran strategis untuk menuntun dan membina kegiatan agamis tersebut.

Penyuluh Agama bagaikan pelita terang di tengah-tengah masyarakat. Kemanapun dan di manapun umat membutuhkan jalan terang untuk keselamatan hidupnya, dunia dan akhirat.

Ratusan orang berkumpul di Musala Nurul Huda yang terletak di antara dua kekuatan besar di wilayah Mantrijeron, yakni sisi utara Masjid Jogokaryan, dan sisi selatan Pesantren Krapyak. Mereka khusyuk melafalkan Surat Yasin dan Tahlil hingga jam 21.30 wib.

Kebersamaan masyarakat Cuwiri bertitel Nyadran dan Songsong Ramadlan tersebut ditutup doa oleh Edi Mahrus yang juga salah satu tenaga pendidik di Pesantren Krapyak.

Acara ramah tamah dan menikmati makan malam merupakan acara paling akhir. Sambil guyonan, sebagian mereka nyeletuk berkelakar,

“Suk poso ora entuk ngopi udud, Gaes.”

Disambut yang lain,
“Siap, Bro.”

Nampak di pojok Musala, Ustadz Edi senyum-senyum menyaksikan polah jamaahnya yang yang lugas tapi loyal itu. (Edi Mahrus)

Satu Komentar

  1. Ustadz Edi Mahrus adalah salah satu dari sembilan (9) Penyuluh Agama Islam Non PNS di KUA Mantrijeron. Selain Penyuluh, dia juga aktif sebagai salah satu pendidk di PP Krapyak Yogyakarta.
    Kegiatan sosial lainnya pun aktif dilakoni oleh Edi Mahrus. Pemulasaran jenazah, bakti sosial dan lain sebaginya.
    Penyuluh Agama Islam Mantrijeron memang ok.