Penyuluh Agama KUA Danurejan Berdialog Dengan Warga Binaan Lapas Yogyakarta.
Penyuluh Agama KUA Danurejan Yogyakarta H. Sujoko Suwono, S. Ag., MSI berdialog dengan warga binaan di blok A (blok dengan pengamanan ekstra agar tidak melanggar tata tertib) Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Klas II A Jl. Tamansiswa 6 A Yogyakarta 16 April 2024. Dalam berdialog kali ini Sujoko Suwono menekankan pada praktek dalam beragama pada kehidupan sehari-hari.
Dari warga binaan ada yang mengajukan pertanyaan : pada saat beribadah atau berdzikir digoda oleh pikiran yang beraneka ragam. Bagaimana mengatasinya ?
Lebih lanjut Sujoko menerangkan jika setiap kita beribadah atau berdzikir dalam batin muncul pikiran yang beraneka ragam, maka harus diikuti istighfar di dalam hati juga. Pikiran yang beraneka ragam itu tidak bisa dihilangkan, karena Allah SWT itu merupakan dzat yang membolak-balikkan hati manusia. Apa lagi Syaitan juga berusaha membisikkan pikiran yang beraneka ragam. Oleh karena itu jika kita mau beribadah sholat dianjurkan membaca doa : “Robi a’uudzubika min hamazaatisyayaathiin, wa a’uudzubika Robi aiyahdhurun”. (Al-Mukminun: 97-98). Ya Tuhan aku berlindung kepada Engkau dari bisikan para Syaithan, dan aku berlindung kepada Engkau dari kehadiran para Syaithan.
Menurut Sujoko tidak ada manusia dan malaikat sekalipun yang mampu membentengi dari godaan Syaithan, selain Allah. Oleh karena itu kita harus selalu memohon perlindungan kepada Allah dari godaan Syaithan yang terkutuk.
Orang yang memiliki iman tingkat tinggi (masuk dalam hati) dan bertawakal kepada Allah tidak akan mempan digoda oleh Syaithan, seperti istilah “Syaithan ora doyan demit ora ndulit”. Sebaliknya Syaithan itu akan menggoda dan menguasai orang yang minta tolong kepadanya atau menyekutukan Tuhan (musyrik). Hal ini sesuai firman Allah dalam surat An-Nahl ayat 98 – 100.
Jadi pikiran yang beraneka ragam itu tidak bisa dihilangkan, tetapi setiap muncul lintasan harus diikuti dengan istighfar di dalam hati (bathin). Kita selalu beristighfar di dalam hati/bathin secara terus-menerus dan berusaha membersihkan jiwa/bathin dengan iman (walaupun tidak bisa bersih) itu sudah termasuk orang yang beruntung, seperti ditegaskan dalam surat Al-A’la ayat 14.
Allah itu bukan semata-mata menilai hasil yang ingin kita raih, melainkan jihad (usaha kesungguhan) kita yang akan dinilai oleh Allah. Semakin berat jihad kita, akan semakin tinggi nilainya di hadapan Allah. Apakah kamu mengira akan masuk surga, padahal belum kelihatan nyata jihad dan sabarmu, sesuai dalam surat Ali Imran ayat 142. (Jk).