Penyuluh Agama KUA Mantrijeron Mediasikan Kabupaten/Kota Buat Jembatan ke Masjid Pathok Negoro dan Maqbarah KH. M. Munawir
Yogyakarta (KUA Mantrijeron) – Berlangsung di Kantor Tata Pemerintahan Komplek Kepatihan Kantor Gubernur DIY diadakan pertemuan yang diinisiasi oleh Penyuluh KUA Mantrijeron H. Nunuk Rijojo Adi, M.Ag. selaku penyuluh Agama Islam Fungsional (PAIF) di hadapan Ir. H. Salim Hndarta, Agustina dan Narno menyampaikan Pentingnya Jembatan ke Masjid Pathok Negoro Dongkelan Kauman dan Maqbarah Syekh Syihabudin dan KH. M. Munawwir yang berada di Komplek Pemakaman Masjid Pathok Negoro Dongkelan Kauman, Jumat 03 Maret 2022.
Untuk dapat mewujudkan Jembatan yang melintasi di atas Sungai Winongo ke Masjid Pathok Negoro Dongkelan Kauman dan Maqbarah Syekh Syihabudin dan KH. M. Munawwir dilandasi karena menurut tutur sesepuh Senggotan, pada zaman dahulu pada acara Grebeg Maulid Rasulillah Muhammad SAAW yang diadakan oleh Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat banyak Abdi Dalem dan Penghulu ke Masjid Pathok Negoro Dongkelan Kauman membawa berkat atau makanan dari Jalan Bantul menyebrangi Sungai Winongo ke Masjid Pathok Negoro Dongkelan Kauman untuk dibagikan kepada masyarakat yang ada di Dukuh Dongkelan Kauman.
Dari landasan filosofis ini yang melatarbelakangi untuk dibuat jembatan yang melintasi Sungai Winongo langsung ke lokasi Masjid Pathok Negoro Dongkelan Kauman dan Maqbarah Syekh Syihabudin dan KH. M. Munawwir.
Untuk mewujukan keinginan bersama ini maka dari Dukuh Dongkelan Kauman dan warga Dukuh .Gedongkiwo oleh Penyuluh Agama Islam dibentuk wadah organisasi yang bernama Komunitas Peduli Wisata Religi DI. Yogyakarta yang di beri nama : Krapyak Winongo Dongkelan Kauman yang disingkat (KWDK).
Keberadaan KWDK disepakati bersama untuk membuat jembatan yang menghubungkan ke Masjid Pathok Negoro Dongkelan Kauman dan Maqbarah Syekh Syihabudin dan KH. M. Munawwir. Potensi ini didukung karena banyak para peziarah yang dilakukan oleh para Alumni, santri Pondok Pesantren Al Munawwir, KH. Ali Maksum Krapyak dan umat Islam di banyak daerah untuk ziarah baik berjalan kaki, roda dua, roda empat dan dengan kendaraan bus, lebih lagi pada saat Haul dan bulan Sya’ban atau Ruwah ribuan peziarah datang berbondong-bondong silih berganti ziarah ke maqbarah KH. M. Munawwir di Dongkelan Kauman.
Dengan perkembangan pondok pesantren dan ribuan santri maka dbutuhkan solusi untuk segera mewujudkan adanya jembatan tersebut.
Atas inisiasi yang dilakukan penyuluh agama islam tersebut, Agustina dan Narno mengusulkan:
pertama, agar kelurahan Gedongkiwo dan Kalurahan Tirtonirmolo untuk membuat surat permohonan ke Kabupaten Kota perihal usulan program pembuatan Jembatan ,tersebut segera dilaksanakan. Kedua, untuk menjembatani kedua kabupaten kota dapat berkoordinasi dengan Karta Mantul. dan Paniradya untuk bisa mengakses DANAIS.
Ungkap Reza dari Paniradya proposal Pembuatan Jembatan dan Revitalisasi Masjid Pathok Negoro Dongkelan Kauman dapat diajukan ke Gubernur DI. Yogyakarta cq. Dinas Kebudayaan.
Pelaksana Dinas Kebudayaan Provinsi DIY, Baskara Satriya menambahkan, untuk DANAIS yang mengajukan adalah dari pihak Pemilik Kraton atau yang lain dengan mengetahui dari pihak Kraton.
lanjut Lurah Gedongkiwo, Supriyono, S.IP
Komunitas Peduli Wisata Religi KWDK membuat Surat ditujukan kepada Walikota Yogyakarta, H. Haryadi Suyuti dengan mengetahui Ketua LPMK H. Maryoto, M.Pd., Lurah Gedongkiwo, Supriyono, S.IP dan Mantri Pamong Praja Kemantren Mantrijeron, Affrio Sunarno, S.Sos tembusan ke DPU Kota Yogyakarta
Ujar Subarta, MSI Panewu Kapanewonan Kasihan Bantul untuk mewujudkan tujuan bersama supaya semua bisa harmoni akan di lakukan koordinasi dengan H. M. Marwan HS. SH. selaku lurah Tirtnirmolo, Takmir Masjid Pathok Negoro Dongkelan Kauman, Abdi Dalem Kraton, Petugas Maqbarah Syekh Syihabudin, KH. M. Munawwir, dan warga Dongkelan Kauman membicarakanY Revitalisasi yang menjadi kewenangan penuh pihak Kraton sebagai pemilik. (NRA)