Perpustakaan MAN 2 Yogyakarta Berinovasi dengan Mandaya-Instagram-Literation
Yogyakarta (MAN 2 YK) – Pandemi Covid-19 memang merupakan peristiwa luar biasa yang memukul mundur semua sisi kehidupan. Mulai dari perekonomian, pariwisata, hingga pendidikan. Ketika kegiatan belajar-mengajar yang telah terbiasa dilakukan secara tatap muka secara langsung tiba-tiba harus dihentikan dan beralih dengan pembelajaran jarak jauh tidak hanya siswa yang merasa terkejut dan harus secepatnya melakukan penyesuaian, namun para pendidik dan tenaga kependidikan pun juga merasa harus gerak cepat untuk melakukan aplikasi pembelajaran ‘gaya baru’.
Bicara soal penyesuaian pembelajaran yang awalnya lewat tatap mula langsung dan mau tidak mau beralih ke pembelajaran jarak jauh dengan memaksimalkan media pendukung seperti menggunakan aplikasi tertentu, mungkin menjadi sebuah tantangan baru bagi sebagian kalangan. Tak terkecuali pada pembelajaran literasi yang mulai digalakan tahun-tahun belakangan ini oleh Kementerian Pendidikan Republik Indonesia.
Pembelajaran literasi yang pada kesehariannya dilakukan dengan cara mengumpulkan siswa pada sebuah tempat seperti literasi kelas maupun dengan cara menggabungkan beberapa kelas lalu memandu mereka untuk bersama-sama menuju ke perpustakaan kini tidak dapat lagi dilaksanakan. Perpustakaan selaku penanggung jawab kelancaran kegiatan pembelajaran literasi ini pun pasti harus berpikir cepat bagaimana solusi atas dampak pandemi ini. Karena inilah Perpustakaan MAN 2 Yogyakarta mencoba berinovasi dengan memperkenalkan inovasi baru bernama Mandaya-Instagram-Literation dikenal dengan My Insta-Lite.
My Insta-Lite atau Mandaya-Instagram-Literation pertama kali diperkenalkan pada 20 Oktober 2020 atas ide Kepala Perpustakaan MAN 2 Yogyakarta ibu Sri Narwanti, S.Pd yang mencari solusi agar pembelajaran literasi tidak terus ‘mandheg’ karena pandemi mengganggu jalannya pembelajaran. Beliau berpikir bagaimana jika memaksimalkan akun resmi perpustakaan untuk pembelajaran literasi. Menurut beliau ide ini bisa sebagai ‘sekali dayung dua tiga pulau terlampaui’ karena selain pembelajaran literasi dapat dilangsungkan ini juga dapat dihitung sebagai kunjungan pemustaka ke perpustakaan. Jadi presensi kunjungan ke perpustakaan bisa ‘terselamatkan’.
Dalam pengaplikasiannya Kepala Perpustakaan akan memberikan tema-tema tertentu tiap minggunya lalu tema ini akan dikembangkan oleh pustakawan untuk dibuatkan postingan berupa infografis yang menarik dan mudah dipahami pemustaka. Infografis inilah yang akan segera diunggah ke media sosial resmi perpustakaan dengan yang utama ke instagram Perpustakaan MAN 2 Yogyakarta (@perpustakaanmandaya). Setelah dilakukan pengunggahan para pemustaka akan diminta untuk melakukan like dan meninggalkan nama dan kelas sebagai bukti telah melihat postingan tersebut. (gyt)