Berita

Upacara Peringatan Hari Santri Nasional (HSN) 2021 Nurul Ummah Kotagede Yogyakarta

Yogyakarta (MA-MTs Nurul Ummah) – Sejak dicetuskannya Hari Santri Nasional (HSN) 22 Oktober beberapa tahun silam, inilah untuk pertama kalinya pada Jumat 22 Oktober 2021, keluarga besar pondok pesantren Nurul Ummah Kotagede kembali menyelenggarakan upacara peringatan Hari Santri Nasional (HSN) tahun 2021, setelah vakum dua tahun sebagai akibat dari pembatasan kegiatan lantaran pandemi Covid-19.

Mengusung tema nasional “Santri Sehat Jiwa dan Raga” keluarga besar Yayasan Bina Putra, yang menaungi Pondok Pesantren Nurul Ummah Kotagede berikut lembaga-lembaga pendidikan di bawahnya, upacara digelar secara bersama-sama di halaman pondok pesantren pusat. Diikuti oleh kurang lebih 500 peserta terdiri dari para santri dan dewan asatidz, upacara berlangsung khidmat dan lancar dimulai pukul 7.00 WIB hingga berakhir pukul 9.30 WIB.

Upacara dilangsungkan seperti upacara resmi nasional lazimnya dengan pengibaran bendera merah-putih dan menyanyikan lagu kebangsaaan Indonesia Raya, dilanjutkan dengan pembacaan “Resolusi Jihad” dan “Ikrar Santri Indonesia” yang dibacakan oleh perwakilan santri mahasiswa putra. Adapun petugas upacara lain sepenuhnya dilakukan oleh petugas perwakilan dari siswa MA dan MTs Nurul Ummah.

Dalam sambutannya, pembina upacara yang dalam hal ini didapuk oleh Bapak Nasir selaku kepala MTs Nurul Ummah menyampaikan bahwa urgensi peringatan Hari Santri sejatinya adalah mengenang jasa para pahlawan yang telah berjuang jiwa dan raga bagi kemerdekaan Republik Indonesia. Para pejuang dari kalangan santri tersebut tertoreh emas bersejarah lantaran menggelorakan semangat perlawanan tanpa akhir pada peristiwa berdarah di Surabaya yang didominasi oleh para kyai dan santri. Berawal dari Resolusi Jihad yang dicetuskan oleh Hadratus Syaikh Hasyim Asy’ari bahwa wajib hukumnya maju berperang melawan penjajah bagi kaum muslim, sebagai wujud dari hubbul wathon minal iman. Masih dalam sambutannya, Pembina Upacara juga menyampaikan bahwa teladan tersebut semestinya diambil oleh para santri sekarang dengan belajar, belajar, dan belajar. Dicontohkannya bahwa kita memiliki teladan hebat dari almaghfurlah Romo Kyai Azhari Marzuqi saat beliau nyantri di Krapyak dahulu, bahwa sembari mengantri mandi di asrama, beliau tetap memegang kitab untuk ditelaah. Bahkan saat beliau sedang pulang ke rumah, yang dilakukannya juga tidak pernah lepas dari memegang kitab untuk belajar.

Secara keseluruhan upacara berlangsung dengan lancar diselingi dengan performance drama kolosal tema Resolusi Jihad dan perobekan bendera di hotel Yamato, oleh para aktor dari siswa-siswa putra Madrasah Aliyah Nurul Ummah Kotagede. Usai upacara, diselenggarakan rangkaian perlombaan kegembiraan menyambut Hari Santri di halaman MANU.(AS)