Berita

Workshop Peningkatan Kompetensi Guru dan Karyawan MTs Muhammadiyah Karangkajen

Yogyakarta (MTs Muhammadiyah Karangkajen) – MTs Muhammadiyah Karangkajen melaksanakan Workshop Peningkatan Kompetensi Guru dan Karyawan MTs Muhammadiyah Karangkajen Yogyakarta , Sabtu (25/6)  di gedung Unit 2, Materi workshop yaitu meningkatkan Profesionalitas, Kohesifitas dan Kreatifitas Menuju Madrasah Berkemajuan. Narasumber Ketua LPCR PP Muhammadiyah  H Ahmad Jamaludin, S.Psi., Kepala SMP Muhammadiyah Mujahidin Gunungkidul Yogyakarta  Agus Suroyo, M.Pd., dan diikuti oleh seluruh Guru dan Karyawan MTs Muhammadiyah Karangkajen Yogyakarta.
Sambutan Kepala MTs Muhammadiyah Karangkajen Badrudin ARK, A.Ag.,M.SI.  menyampaikan dengan adanya workshop peningkatan kompetensi guru dan karyawan ini harapannya bisa menambah kekompakan dalam berjuang dan berusaha serta berdoa untuk memajukan madrasah kita tercinta.
Ketua LPCR PP Muhammadiyah H Ahmad Jamaludin, S.Psi. dalam pemaparannya Guru dan Karyawan yang professional, kohesiv dan menginspirasi yaitu memberikan contoh dari filem Laskar pelangi yang dimana seorang guru harus mengajar dengan ikhlas dan dari hati, guru itu harus mengajar, mendidik, menjadi teladan, memotivasi, menginspirasi. Ada 13 ciri guru professional, selalu punya energi untuk siswanya, Punya tujuan jelas untuk pelajaran, Punya keterampilan mendisiplinkan yang efektif, Punya keterampilan manajemen kelas yang baik, Bisa berkomunikasi dengan baik orang tua, Punya harapan yang tinggi pada siswanya, Pengetahuan tentang kurikulum.
Ajaran Islam itu mengajarkan kesabaran dan kesyukuran makanya akan menimbulkan kebahagiaan. Kebahagiaan akan menimbulkan ghirah semangat untuk mengajar. Kedekatan yang harus dibangun antara guru, karyawan, dan peserta didik. Ekspresi dari kebahagiaan adalah tersenyum, jadi berusaha ramah terhadap guru dan ramah terhadap siswa.
Tiga keunggulan manusia yang mendongkrak produktivitas (profesionalitas) yaitu passion, creativity dan collaboration, ternyata juga merupakan factor manusiawi yang menghasilka kebahagiaan dalam bekerja. Sekolah berasal dari bagasa prancis yang artinya taman, yang dimana harapannya sekolah itu bisa menjadi tempat yang menyenangkan, nyaman, berwarna dan ingin berlama-lama di tempat itu.
Kepala SMP Muhammadiyah Mujahidin Gunungkidul Yogyakarta Suroyo, M.Pd., memaparkan bahwa Kurikulum Merdeka itu adalah mandiri, artinya sekolah diberikan wewenang mengelola kurikulum secara mandiri. Kurikulum prototype melanjutkan arah pengembangan kurikulum sebelumnya:
Orientasi Holistik kurikulum dirancang untuk mengembangkan murid secara holistic, mencakap kecakapan akademis dan non akademis, kompetensi kognitif sosial, emosional, dan spiritual. Berbasis Kompetensi, bukan konten, kurikulum dirancang berdasarkan kompetensi yang ingin dikembangkan bukan berdasarkan konten atau materi tertentu. Kontekstualisasi dan personalisasi kurikulum dirancang sesuai konteks (budaya, misi sekolah, lingkungan local, dan kebutuhan murid.
Bukan KKM Mutlak, tetapi KKM kualitatif karena Kriteria yang menyusun guru terkait. Kecapan anak pada abad 21 harus memiliki kemampuan dalam memecahkan masalah. Pembuatan project pada setiap pelajaran dengan tujuanuntuk menanamkan karakter terhadap peserta didik yang harapannya bisa Mandiri, benalar kritis dan kreatif. Bukan hanya soalnya yang hots tetapi pelajarannya sudah memperaktikan hots. Diferensiasi produk yaitu membuat perbedaan suatu produk dengan cara mengembangkan dan memodifikasi sebuah model pembelajaran yang berdasarkan pengelompokan kemampuan anak. Guru sudah tidak lagi transfer of knowledge tetapi guru mengarahkan cara berfikir kritis dan cara menyelesaikan permasalahan hidup.  (EkaS)