Wujudkan Madrasah Indah Peduli Sampah, MAN 1 Yogyakarta Gandeng DLH Kota Yogyakarta
Kota Yogyakarta (MAN 1 Yk) – Problematika sampah menjadi polemik yang tak kunjung usai, tidak terkecuali bagi Kota Yogyakarta. MAN 1 Yogyakarta sebagai salah satu instansi pendidikan di wilayah Kota Yogyakarta berusaha untuk senantiasa berkontribusi dalam upaya pengolahan sampah. Bekerjasama dengan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Yogyakarta, MAN 1 Yogyakarta menyelenggarakan Seminar dan Talkshow Motivasi Pengolahan Sampah yang sekaligus menjadi agenda Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila Rahmatan lil Alamin (P5RA) yang ketiga. Jumat, (3/2/2023).
Pada acara yang berlangsung sejak pagi hingga sore hari tersebut, diisi oleh beberapa narasumber hebat. Diataranya adalah Fery Tri Jatmiko, S.Si., M.M dari Dinas Lingkungan Hidup Kota Yogyakarta, Bayu Imamtoko, S. Pt. Ketua Paguyuban TPS3R Bantul, Okta Zaida Ratnasari, S.T., praktisi Zero Waste.
Kegiatan dibuka dengan sambutan dan arahan dari kepala madrasah, Drs.H.Wiranto Prasetyahadi, M.Pd. yang sangat mengapresiasi atas upaya guru dan pegawai beserta siswa untuk lebih concern atas permasalahan sampah baik di lingkungan madrasah ataupun di masyarakat. Memasuki kegiatan inti yang pertama, siswa diberikan pembekalan terkait kebijakan pemerintah Kota Yogyakarta perihal sampah anorganik.
Dikatakan oleh Fery Tri Jatmiko bahwasannya mulai bulan Januari sampai Maret 2023 warga Kota Yogyakarta tidak lagi dapat membuang sampah anorganik ke depo pembuangan sampah sebelum diolah terlebih dahulu.
”Sosialisasi yang bersifat persuasif ini berlangsung selama tiga bulan. Selanjutnya pada bulan April setiap warga yang membuang sampah anorganik tanpa diolah terlebih dahulu maka dapat dikenakan sanksi. Hal ini tidak terlepas dari daya tampung TPST Piyungan yang sudah overloaded.” Tuturnya.
Sementara itu pada sesi kedua diisi dengan talkshow bersama dua pegiat lingkungan, yakni Okta Zaida Ratnasari dan Bayu Imamtoko. Talkshow yang dimoderatori oleh Soimah Kusumawardani, salah satu guru MAN 1 Yogyakarta, membahas tentang pengolahan sampah dengan cara interaktif. Dikatakan keduanya bahwa permasalahan sampah ada karena kita tidak tahu bagaimana cara mengolah sampah. Apabila kita tahu bagaimana mengolah sampah maka tidak ada yang namanya sampah. Mengapa? Karena sejatinya pengertian dari sampah adalah sebuah benda yang sudah tidak ada nilainya sedangkan bila ia dapat diolah berarti ia bukanlah sebuah sampah.
Kegiatan ditutup dengan praktik secara praktis bagaimana mengolah sampah. Kegiatan yang dilakukan di halaman madrasah ini dipimpin oleh Bayu bersama tim. Diharapkan dengan pembekalan awal ini, seluruh elemen masyarakat MAN 1 Yogyakarta dapat lebih sadar dengan permasalahan sampah di lingkungan madrasah. Sehingga ke depannya saat program ini sudah berjalan secara kontinyu dapat menjadikan MAN 1 Yogyakarta sebagai madrasah indah melalui kepedulian dalam mengolah sampah.(bai/dzl)